Kedudukan Akhlak dalam Islam
fikriamiruddin.com - Sumber ajaran pokok dalam agama Islam adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi. Keduanya menjadi acuan umat Islam dalam beribadah dan bermuamalah. Akhlak sebagai pusat ibadah manusia pun juga bersumber dari kedua ajaran pokok tersebut. Nabi Muhammad -sebagaimana sering dikutip ulama- di utus ke muka bumi hanya bertujuan untuk memperbaiki akhlak manusia. Sabda Nabi yang sangat populer terkait dengan akhlak antara lain sebagai berikut.
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang saleh.” (HR. Bukhari dan Baihaqi). Hadis tersebut menyiratkan arti bahwa persoalan akhlak sebenarnya telah menjadi pusat perhatian para Nabi sebelum Nabi Muhammad Saw diutus. Buktinya, al-Qur’an juga memberikan informasi keteladanan mengenai perilaku terpuji yang juga datang dari Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan para nabi yang lain serta umatnya.
Intinya, Nabi Muhammad merupakan pelanjut risalah yang telah diajarkan oleh para nabi sebelumnya, yang semuanya adalah pembimbing dan pemberi petunjuk kepada umat manusia dalam memandang hidup, bersikap, serta bertingkah laku yang sesuai dengan tata aturan pencipta alam semesta ini, Allah Swt. Nabi Muhammad Saw, tentunya juga Nabi yang lain, ketika membimbing manusia tidak hanya melalui lisan namun juga memberikan contoh nyata melalui teladan yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Baik dalam kehidupan sosial, ekonomi, politik, maupun dalam kehidupan rumah tangganya. Hingga dewasa ini Nabi Muhammad adalah satu-satunya figur yang layak dijadikan sebagai teladan dalam berperilaku. Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa betapa mulia akhlak Nabi terhadap para sahabatnya, keluarganya, isteri-isterinya, dan bahkan terhadap orang-orang yang memusuhinya.
Bayangkan, terhadap orang-orang yang membencinya pun Nabi masih santun dan berperilaku baik, apalagi terhadap orang-orang di sekitarnya pasti akan lebih mulia lagi akhlak dan perilaku yang ditunjukkan Nabi. Gambaran yang lebih jelas mengenai akhlak Nabi dapat ditemukan baik di dalam karya-karya sirah Nabi maupun di dalam sunnahnya. Istri Nabi, Aisyah ra., menerangkan bahwa “Akhlak Nabi adalah al-Qur’an.”
Baca Juga: Objek Kajian Ilmu Akhlak dan Tujuan Mempelajari Ilmu Akhlak
Sabda Nabi di atas menjelaskan bahwa Nabi diutus semata-mata untuk menyempurnakan akhlak. Dapat dipahami, betapa persoalan budi pekerti dan akhlak baik itu menjadi perhatian serius dan menunjukkan bahwa berakhlak baik merupakan suatu keharusan yang sangat ditekankan di dalam ajaran agama Islam. Berakhlak baik merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Ia bukan sekedar pilihan, melainkan kewajiban setiap muslim untuk bertindak, berperangai dan berperilaku baik.
Karena hal itu sesuai dengan rancangan dan desain penciptaan manusia itu sendiri. Manusia diciptakan dalam kondisi yang sangat baik secara fisik dan itulah salah satu kemuliaan manusia yang berbeda dengan makhluk lainnya. Allah berfirman bahwa “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Namun, bentuk fisik yang terbaik di antara makhluk-Nya ini tidak akan memiliki arti apa pun manakala perbuatannya tidak sesuai dengan petunjuk ilahi.
Kendati demikian, maka ia termasuk dalam kategori manusia yang merugi di akhirat kelak. Dalam hal ini, kembali al-Qur’an mengingatkan bahwa manusia yang telah diciptakan dengan desain baik secara fisik dapat terjatuh ke level binatang, bahkan dapat lebih tersesat daripada binatang, apabila tidak memfungsikan desain fisik yang sempurna itu sebagaimana mestinya, sebagai akibat dari perbuatannya yang tidak mencerminkan akhlak mulia.
Menurut ajaran agama Islam, akhlak menempati posisi yang sangat penting karena akhlak inilah yang membedakan antara manusia yang beriman dan tidak, antara manusia yang taat dan tidak, antara manusia yang termasuk ke dalam kategori penghuni surga dan penghuni neraka. Akhlak merupakan refleksi dari kebersihan jiwa dan budi pekerti seorang manusia, cermin dari pemahaman dan implementasi ketaatan manusia terhadap nilai-nilai agama.
Baca Juga: Pengertian Akhlak dan Ilmu Akhlak dalam Kajian Islam
Mereka yang memiliki pemahaman baik serta timbul dalam dirinya upaya-upaya untuk menerapkan nilai-nilai moral agama secara baik tentu akan tergambar di dalam perilaku dan perbuatan dalam kesehariannya. Secara ideal, seorang yang imannya sempurna akan mempunyai budi pekerti yang luhur.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Memahami Makna Kesalehan Sosial. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Kedudukan Akhlak dalam Islam"
Posting Komentar