Perkembangan Model Pendekatan dalam Kajian Islam
fikriamiruddin.com - Perkembangan dan pengaruh global terhadap penduduk muslim dunia menyebabkan Islam mendapat perhatian besar dalam kajian agama. Pemahaman mengenai Islam sebagai agama dan pemahaman mengenai agama dari sudut pandang Islam merupakan persoalan yang perlu dielaborasikan, dalam diskusi dan pembahasan para pelajar di bidang kajian agama. Berbagai peristiwa di Timur Tengah dan di dunia Islam lainnya juga ikut mendorong sejumlah sarjana, jurnalis, dan kaum terpelajar, termasuk dari Barat untuk menulis karya-karya baru mengenai Islam.
Kajian Islam sebagai sebuah disiplin, sebenarnya sudah dimulai sejak lama. Kajian ini memiliki akar yang kokoh di kalangan sarjana muslim dalam tradisi keilmuan tradisional. Mereka telah mengupayakan interpretasi mengenai Islam dan hal ini terus berlanjut hingga saat ini. Ketika terjadi kontak antara orang Kristen dan orang Islam, kajian Islam mulai memasuki wilayah Kristen Eropa pada masa pertengahan.
Pada masa ini, kajian lebih diwarnai oleh tujuan polemik lantaran Islam dipahami oleh kalangan orientalis dengan pemahaman yang tidak layak. Meskipun demikian, kontak dan ketegangan antara Islam dan Barat pada akhirnya menemukan titik di mana kajian Islam memperoleh manfaat besar dari perkembangan metodologi dan kajian ilmiah di Barat.
Dalam dua dekade terakhir ini, semakin tumbuh kesadaran akan pentingnya berbagai pendekatan ilmiah dalam bidang kajian Islam dan perhatian akan persoalan-persoalan yang dihasilkan dari berbagai pendekatan ini. Dalam setiap pendekatan dijumpai kemungkinan-kemungkinan metode tertentu yang lebih kritis dan aplikatif dari metode lainnya. Pendekatan dan metode yang digunakan cukup tergantung pada apa yang ingin diketahui dan jenis data yang akan diakses.
Oleh karenanya, dalam mengkaji Islam ditemukan multiplisitas pendekatan dan metode yang saling melengkapi dan mengisi secara kritis-komunikatif. Sebagai contoh, dalam kajian mengenai data keagamaan, seperti al-Qur’an, teks-teks klasik dan interpretasi mengenai makna-makna keagamaan, meskipun pendekatan dan metode yang digunakan sama, kesimpulan ilmiahnya bisa berbeda, sebab ada sensibilitas yang berbeda antara satu peneliti dengan peneliti lainnya.
Baca Juga: Urgensi Pendekatan dan Metode dalam Kajian Islam
Apabila dilacak, sejarah pertumbuhan kajian Islam, bisa dilihat pada abad ke-19, di mana kajian Islam pada masa ini lebih menekankan pada tradisi filologi. Para pengkaji di bidang ini adalah dari kalangan pakar bahasa, ahli teks-teks suci klasik, yang melalui bahasa dan teks klasik itu mereka dapat memahami gagasan-gagasan dan konsep-konsep utama untuk membentuk umat Islam, tanpa memahami konteks (Askandar, 2003).
Pendekatan filologis menekankan pada bahasa teks. Para pengkaji di bidang ini adalah dari kalangan pakar bahasa, ahli teks-teks kunci klasik, yang melalui bahasa dan teks klasik itu mereka dapat memahami gagasan-gagasan dan konsep-konsep utama yang membentuk umat Islam, tanpa memahami konteks. Kajian Islam melalui pendekatan filologis ini memiliki keterbatasan, di antaranya adalah penekanannya yang eksklusif terhadap teks.
Dunia Islam dipahami melalui cara tidak langsung, tidak dengan melakukan penelitian mengenai kehidupan masyarakat muslim yang ada di masyarakatnya, namun melalui prisma teks yang umumnya berasal dari tradisi intelektual klasik Islam. Kajian ini berfokus pada tulisan-tulisan muslim, bukan pada muslimnya sendiri. Inilah yang menyebabkan para filolog banyak melakukan kesalahan dalam memahami makna data keagamaan.
Meskipun demikian, pendekatan ini cukup membantu dalam membuka kekayaan daftar materi keislaman dari dokumen-dokumen lama, sebab melakukan kajian terhadap Islam tanpa menguasai bahasa Arab adalah sebuah kemustahilan (an absurdity). Pada masa berikutnya, para pengkaji mulai menyadari kelemahan kajian filologi ini, sehingga muncullah kajian sains. Para penganjur pendekatan kedua ini berpendapat bahwa kajian mengenai masyarakat harus diupayakan melalui metode-metode sains seperti yang dipahami oleh ilmuwan sosial.
Pendekatan ini berdasarkan pada sebuah keyakinan bahwa semua masyarakat akan mengalami proses perkembangan historis. Pendekatan ini juga memiliki kelemahan, di antaranya adalah perhatian yang lebih pada fungsi daripada bentuk-bentuk atau muatan kultural dari institusi sosial tidak relevan dan dikesampingkan. Bagi kelompok ini, masyarakat bukanlah sistem makna, namun mesin sosial.
Baca Juga: Aliran Pemikiran Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah di Indonesia
Kelemahan ke dua dari pendekatan ini adalah terlalu mengesampingkan keunikan masyarakat, menyamakan semua masyarakat di dunia, yang berjalan di atas rute sama, menuju modernitas. Dari kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh dua pendekatan tersebut, tampak jelas akan perlunya suatu pendekatan lain yang bisa menghindari keterbatasan dari masing-masing pendekatan tersebut, bahkan mengkombinasikan dan mengembangkan lebih jauh kekuatan keduanya.
Maka muncullah kemudian pendekatan lain yang dimunculkan oleh para pengkaji Islam, di antaranya adalah pendekatan fenomenologi. Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Aliran Pemikiran Primitif dan Modern dalam Islam. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Perkembangan Model Pendekatan dalam Kajian Islam"
Posting Komentar