Jangan Jadi Pecundang dengan Melarikan Diri saat Rapid Test Massal Dadakan
fikriamiruddin.com - Pada malam minggu yang biasa, ada banyak sekali kelompok masyarakat yang menghabiskan waktunya untuk nongkrong atau sekedar keliling kota. Namun, mereka tak menyangka apabila malam itu ternyata akan dilakukan rapid test massal dadakan.
Rapid test massal dadakan ini merupakan program dari Pemkot Surabaya dengan petugas gabungan dari Satpol PP Kota Surabaya, Linmas, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, dan pihak TNI/POLRI.
Dalam rapid test massal dadakan ini rencananya akan menyisir sepanjang jalan, taman Kota, dan warung-warung tempat berkumpulnya anak muda. Nah, kebetulan saat itu saya dan kawan saya sebut saja namanya Zely, sedang asyik nongkrong di salah satu taman Kota.
Sekitar pukul 9 malam, sontak saya dan Zely kaget, lantaran tiba-tiba para petugas gabungan langsung melakukan blokade jalan di sekitar taman. Alhasil, para pedagang dan pengunjung di kawasan tersebut tidak diperbolehkan keluar area.
Saat itu petugas menjelaskan bahwa kami baru bisa keluar dari kawasan taman Kota apabila sudah memiliki bukti surat rapid test dengan hasil non-reaktif. Apabila reaktif, kami akan diisolasi di hotel yang sudah ditentukan.
Hal itu tentu saja membuat sebagian pengunjung dan pedagang panik, di antara mereka mengaku keberatan apabila harus dilakukan isolasi di hotel. Sehingga hal ini membuat beberapa orang berusaha untuk melarikan diri.
Namun, tampaknya usaha mereka sia-sia lantaran seluruh akses di area taman tersebut sudah ditutup. Sehingga nyaris tak ada celah untuk kabur. Bahkan, ada pula seorang pengendara motor yang terjebak masuk area rapid test.
Baca Juga: Sempitnya Peluang Dianggap Sebagai Pahlawan Bagi Masyarakat Sipil
Alhasil, pengendara tersebut terpaksa harus mengikuti rangkaian rapid test untuk mendapat surat bukti telah mengikuti tes untuk bisa keluar dari lokasi. Setelah sempat terjadi perdebatan, akhirnya pengendara tersebut mau mengikuti rapid test.
Oh iya, jenis pemeriksaan rapid test massal dadakan ini merupakan rapid test antigen. Yakni, sampel yang diambil adalah lendir, bukan darah. Dalam hal ini, hasilnya sudah bisa diketahui dengan menunggu sekitar 30-40 menit saja.
Setelah hasilnya keluar, bagi yang reaktif akan segera diangkut untuk menjalani isolasi di hotel. Sedangkan yang hasilnya non-reaktif akan segera diminta untuk meninggalkan lokasi rapid test massal dadakan.
Pada malam itu kami memilih pasrah dan mengikuti saja seluruh rangkaian acara rapid test massal dadakan ini. Sehingga kami langsung bergegas mengambil nomor antrian dan mengisi formulir pendaftaran.
Namun, lain halnya dengan beberapa anak muda yang berada tak jauh dari tempat saya duduk, mereka tampaknya masih mencari celah untuk dapat melarikan diri dari rapid test massal yang memang benar-benar mendadak ini.
Menurut saya, untuk apa berusaha melarikan diri toh petugas gabungan sudah melakukan blokade di seluruh akses keluar masuk taman. Karena itu, alangkah baiknya kita ikuti saja anjuran dari para petugas di lapangan.
Toh pada akhirnya, kita akan diuntungkan dengan mengikuti rapid test massal dadakan ini. Beberapa keuntungan yang mungkin akan kita dapat di antaranya adalah kita akan mengetahui kondisi kesehatan terkini.
Selain itu, rapid test massal dadakan ini gratis, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Padahal, di beberapa tempat lain biasanya rapid test dibandrol mulai dari 150 sampai 300 ribu rupiah.
Baca Juga: Demo Anarkis Adalah Bukti Lemahnya Logika Kita di Tengah Kerumunan
Surat keterangan non-reaktif dari pemeriksaan rapid test massal dadakan ini juga bisa digunakan sebagai persyaratan administratif bagi yang membutuhkan. Bisa digunakan sebagai syarat naik transportasi umum, melakukan penelitian, atau untuk keperluan lainnya.
Dengan demikian, kita sebagai kaum muda jangan jadi pecundang dengan berusaha melarikan diri ketika ada rapid test massal dadakan. Justru dengan adanya rapid test on the spot seperti itu kita sebagai masyarakat sebenarnya malah diuntungkan.
Apalagi, rapid test massal dadakan yang diadakan di Surabaya ini jenisnya adalah rapid test anti gen. Yakni, sampel yang diambil dari tubuh kita bukan darah, melainkan lendir yang ada di dalam hidung.
Cara mengambilnya yakni dengan memasukkan lidi kapas atau kapas pentul ke lubang hidung kita. Setelah lendir dari hidung didapat, petugas akan langsung menaruhnya di tempat yang sudah disediakan untuk menjalani proses lebih lanjut.
Saat lidi kapas dimasukkan ke lubang hidung, beberapa orang mengaku merasakan perih dan bahkan ada yang sampai keluar air mata. Namun, menurut saya dan Zely rasanya tidak sakit sama sekali alias hanya geli saja.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Menyuarakan Aspirasi Pendekatan Demonstrasi Kurang Efektif Dilakukan di Kampus Sendiri. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Jangan Jadi Pecundang dengan Melarikan Diri saat Rapid Test Massal Dadakan"
Posting Komentar