Pendekatan yang Digunakan dalam Memahami Teologi Islam
fikriamiruddin.com - Terdapat dua teori yang digunakan Nur Khalik Ridwan, di antaranya pendekatan fungsionalisme konflik, yakni menggabungkan dua konsep yang menghasilkan rekonstruksi fungsionalisme konflik. Fungsionalisme dalam hal ini adalah teori tindakan sosial dalam tradisi fungsionalisme. Fungsionalisme dalam konteks tindakan ini berusaha memaknai fenomena sosial dari sisi fungsinya.
Penerapannya dalam konteks agama, yang dilacak adalah perencanaan seseorang ketika memaknai fungsi agama dalam sistem sosial. Dari proses pemaknaan fungsi agama yang demikian inilah, agama menjadi semacam tindakan sosial dalam sistem sosial yang digerakkan oleh pemeluknya. Ketika dihubungkan dengan orang lain atau komunitas lain, maka tindakan-tindakan tersebut mesti bertemu dalam sebuah kepentingan.
Dalam hal ini, tindakan sosial akan menjadi dua hal, yakni untuk mencari integrasi dan penyatuan yang diyakini oleh kaum struktural fungsional dan tindakan itu untuk kepentingan yang menandai adanya konflik, sebagaimana yang diyakini oleh kalangan fungsionalisme konflik. Konflik sosial di sini diartikan sebagai perjuangan terhadap nilai, oleh karena itu, menjadi tindakan sosial untuk memperoleh pengakuan dalam sistem sosial.
Kemudian kekuasaan dan pertentangan-pertentangan yang ada dinetralisir, dilangsungkan, atau dieliminir kekuatan-kekuatan pesaingnya. Agama sebagai tindakan sosial, dengan sendirinya merupakan wacana yang memiliki kepentingan, lantaran digerakkan oleh pemeluknya. Konflik-konflik pada akhirnya dibutuhkan oleh masyarakat di mana agregasi agama memainkan peranan penting sebagai pembentuk nilai yang diagregasikan untuk tindakan sosial, yang kemudian mencari keadilan dalam sistem sosial.
Konflik-konflik tersebut lagi-lagi untuk mencari keadilan dalam ketimpangan sistem sosial, bukan penyatuan dan bukan pula keberaturan yang homogen. Konflik terjadi lantaran terdapat beberapa unsur, termasuk juga terjadi dalam kelompok agama, kepentingan sebagai individu dan komunitas dalam sebuah sistem sosial yang mesti melakukan sebuah tindakan sosial. Individu dan komunitas lain yang juga memiliki kepentingan.
Baca Juga: Pengertian dan Sejarah Perkembangan Studi Islam
Karena itu, terdapat mekanisme-mekanisme di mana kepentingan itu mesti diwujudkan oleh kelompok kepentingan. Tekanan dan dominasi adalah mekanisme yang digunakan oleh sebuah kelompok kepentingan. Tekanan merupakan upaya penekanan oleh kelompok kepentingan dalam sistem sosial untuk mencapai dominasi. Agama dan tafsir-tafsirnya merupakan bagian dari nilai-nilai penekan, lantaran ia menjadi sumber otoritas.
Di samping penekan lain semisal kharisma, uang dan apa pun yang dapat menggantikannya. Kesemuanya ini adalah dalam konteks kekuasaan dalam arti dominasi dan tekanan. Agama dalam pengertian sosial konflik semacam itu merupakan bagian dari sumber-sumber mencari keadilan, ketika misalnya, terjadi ketimpangan sosial. Bahwa dalam mencari keadilan kemudian terjadi konflik, merupakan sesuatu yang wajar dan manusiawi.
Sebab dalam sistem sosial banyak kelompok kepentingan yang juga sama-sama ingin kepentingannya diterima publik. Termasuk misalnya dengan dominasi, represi, dan apa pun yang dapat menggantikannya.
Pengertian fungsionalisme konflik seperti inilah yang akan digunakan untuk membedah geneologi agama, guna menemukan pijakan “Agama Kebajikan”, sebagai teologi menggagas pluralisme pembebasan dalam Islam. Teori ini relevan lantaran fakta yang ditemukan bahwa agama sering dipandang secara borjuis yang meneguhkan dominasi, represi. Sebab dalam menggagas teologi kebajikan ini banyak didasarkan pada teks-teks suci.
Terutama teks-teks al-Qur’an, tentu saja cara yang digunakan untuk membaca teks suci diperlukan. Dalam hal membaca teks suci ini, tidak harus konsisten menggunakan satu teori, kadang menggunakan semiologi, dalam pengertian mencari fakta-fakta baru untuk memaknai konsep baru, atau dengan menafsirkan secara berurutan. Dan kadang-kadang menggunakan modelnya Amin al-Kulli, dengan mencari ayat-ayat serupa, untuk membahas satu konsep.
Baca Juga: Perspektif yang Digunakan untuk Memahami Teologi Islam
Kemudian dicari maknanya secara pas dan kadang dengan mencari asbab al-nuzul-nya. Hanya saja kunci konsistennya ada pada konteks ayat tersebut. Sedangkan khusus untuk dekonstruksi atas konsep-konsep kunci yang ambigu dan selama ini dimaknai secara komunal, maka pemaknaan konsep kunci tersebut mestilah mengacu pada visi besar, agar makna-makna kunci tidak menjadi komunal, atau tidak semata-mata bersandarkan pada identitas komunitas agama yang dilepaskan pada visi besar.
Dengan kata lain, konsep-konsep yang dimaknai dari ayat-ayat al-Qur’an dipandang kurang valid apabila bersebrangan dengan visi besar.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Isu Kontemporer tentang Teologi Islam. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Pendekatan yang Digunakan dalam Memahami Teologi Islam"
Posting Komentar