Catat, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mengenal Diri Sendiri
“If I am what I have, and if I lose what I have, who then am I?”
- Erich Fromm
fikriamiruddin.com - Jika kalian termasuk orang yang angin-anginan alias ikut-ikutan dan seringkali hanya mengikuti tren serta tenggelam dalam kerumunan, tulisan ini akan sedikit membantu kalian untuk mengenal lebih dalam diri kalian sendiri.
Dengan mengenal diri sendiri lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya, tentu akan mempermudah kita dalam menjalani hidup. Misalnya saja dalam hal bergaul, mencari pasangan, dan menentukan pekerjaan paling cocok bagi kita.
Lebih lanjut, di bagian akhir tulisan nanti akan sedikit saya ulas mengenai kepribadian manusia menurut Erich Fromm. Yakni terkait dengan kepribadian sehat yang berorientasi produktif dan kepribadian tidak sehat yang berorientasi non-produktif.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya perhatikan beberapa hal yang bisa mempermudah kita untuk mengenal diri sendiri. Berdasarkan penelusuran saya selama ini, dapat disederhanakan dalam tiga hal sebagai berikut:
Satu: Orang Tua (Leluhur)
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Orang yang tidak mengenal leluhurnya itu ibarat pohon tanpa akar, mudah tumbang”. Jadi, tahu siapa orang tua dan leluhur kita itu penting. Namun, bukan sekedar cukup tau loh ya.
Pepatah lain mengungkapkan bahwa “Tahu siapa leluhurmu dan apa capaian-nya adalah cerminan kita di masa depan”. Jadi, mungkin bisa jadi kita adalah anak-anak Semesta yang dipercaya meneruskan perjuangan mereka.
Sebagai contoh, Abdul adalah anak dari seorang Kiai dan tumbuh besar di pesantren. Selain itu, berdasarkan riwayatnya kakek Abdul juga seorang Kiai besar pada zamannya. Maka, kemungkinan besar ke-diri-an Abdul tidak akan jauh dari world view yang ditanamkan oleh orang tuanya.
Seperti ungkapan pepatah “Singa yang hebat terlahir dari singa yang hebat juga”.
Baca Juga: Indonesiaku Trans7, Menumbuhkan Kepekaan dan Empati Sosial Kita
Dua: Lingkungan Sosial
Tak bisa dipungkiri, cerminan diri kita biasanya berbanding lurus dengan lingkungan sosial. Hal tersebut lantaran manusia mengalami tahap meniru dan mencontoh. Kepribadian manusia bisa dilihat dari lingkungan sosial terkecil, yakni keluarga.
Dari keluarga kita mulai kenal hidup dan menerima berbagai macam cara hidup. Jadi, diri kita kemungkinan besar adalah apa yang sudah ditanamkan keluarga. Dari keluarga, pergaulan berlanjut ke teman main, lingkungan kampung, lingkungan sekolah, lingkungan kampus, dan bahkan lingkungan kerja.
Lingkungan sosial tersebutlah yang juga ikut andil dalam pembentukan diri kita. Karena itu, ada ungkapan yang cukup populer “Apabila kita bergaul dengan pedagang minyak wangi, pasti aroma kita akan ikut wangi”.
Tiga: Ketertarikan atau Selera
Yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya adalah ketertarikan dan selera. Hal tersebut lantaran isi kepala (buah pemikiran) setiap individu itu pasti akan berbeda. Kita bisa sejenak mengamati sekitar, tidak ada yang sama di dunia ini.
Bahkan, anak kembar pun secara fisik dan mental pasti akan berbeda. Dengan tau ketertarikan dan selera, kemungkinan besar kita akan mudah untuk mengenal diri sendiri. Hal itu lantaran kita akan lebih mudah mengklasifikasi kecenderungan dalam diri.
Dengan tau ketertarikan dan selera ini kita pasti akan dengan mudah mengenal diri sendiri. Kita bisa mulai menyeleksi topik-topik yang sesuai dengan diri kita. Selain itu, kita juga bisa bergaul dan berkumpul dengan orang yang mempunyai ketertarikan dan selera yang sama.
Setelah mengetahui beberapa hal di atas, sekarang saatnya kita membahas mengenai kepribadian sehat yang berorientasi produktif dan kepribadian tidak sehat yang berorientasi non-produktif.
Menurut Fromm, orientasi produktif dikategorikan menjadi empat. Pertama, cinta yang produktif, yakni suatu hubungan manusia yang bebas dan setara di mana masing-masing orang dapat mempertahankan identitas mereka.
Kedua, pikiran yang produktif, yakni meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif di mana para pemikir didorong oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif.
Ketiga, kebahagiaan, merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan di sini dimaksudkan suatu kondisi yang meningkat melalui perubahan gaya hidup dan pemenuhan potensi seseorang.
Keempat, suara hati, merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Suara hati ini oleh Fromm dibagi menjadi dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
Baca Juga: Tren Minum Kopi dan Dampak yang Ditimbulkan
Sementara itu, orientasi non-produktif juga dikategori menjadi empat. Pertama, karakter penerima, yakni orang yang percaya sumber segala kepuasan terletak di luar diri mereka sendiri. Dan biasanya dicirikan oleh sifat terlalu patuh atau terlalu memaksakan kehendak.
Kedua, eksploitatif, yakni percaya bahwa semua kepuasan terletak pada diri mereka sendiri. Individu dengan tipe eksploitatif biasanya cenderung mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya.
Ketiga, karakter penimbun, yakni memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar. Sebagai konsekuensinya, mereka berhubungan dengan dunia luar dengan cara yang negatif. Dan umumnya menarik diri dari orang lain.
Keempat, karakter pasar, yakni orang yang hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan kesejahteraan orang lain. Orang lain diperlakukan sebagai objek untuk dimanfaatkan untuk mencapai tujuan mereka.
Tak hanya itu, ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Fromm di antaranya mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat, mampu mencintai dan dicintai, dan mampu mempercayai dan dipercayai tanpa manipulasi.
Selain itu, mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat, mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusak, dan memiliki watak sosial yang produktif.
Sekarang coba dicek, kepribadian kalian condong yang mana? Hehe.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
- Erich Fromm
fikriamiruddin.com - Jika kalian termasuk orang yang angin-anginan alias ikut-ikutan dan seringkali hanya mengikuti tren serta tenggelam dalam kerumunan, tulisan ini akan sedikit membantu kalian untuk mengenal lebih dalam diri kalian sendiri.
Dengan mengenal diri sendiri lengkap dengan kelebihan dan kelemahannya, tentu akan mempermudah kita dalam menjalani hidup. Misalnya saja dalam hal bergaul, mencari pasangan, dan menentukan pekerjaan paling cocok bagi kita.
Lebih lanjut, di bagian akhir tulisan nanti akan sedikit saya ulas mengenai kepribadian manusia menurut Erich Fromm. Yakni terkait dengan kepribadian sehat yang berorientasi produktif dan kepribadian tidak sehat yang berorientasi non-produktif.
Namun, sebelum melangkah lebih jauh, alangkah baiknya perhatikan beberapa hal yang bisa mempermudah kita untuk mengenal diri sendiri. Berdasarkan penelusuran saya selama ini, dapat disederhanakan dalam tiga hal sebagai berikut:
Satu: Orang Tua (Leluhur)
Ada pepatah yang mengatakan bahwa “Orang yang tidak mengenal leluhurnya itu ibarat pohon tanpa akar, mudah tumbang”. Jadi, tahu siapa orang tua dan leluhur kita itu penting. Namun, bukan sekedar cukup tau loh ya.
Pepatah lain mengungkapkan bahwa “Tahu siapa leluhurmu dan apa capaian-nya adalah cerminan kita di masa depan”. Jadi, mungkin bisa jadi kita adalah anak-anak Semesta yang dipercaya meneruskan perjuangan mereka.
Sebagai contoh, Abdul adalah anak dari seorang Kiai dan tumbuh besar di pesantren. Selain itu, berdasarkan riwayatnya kakek Abdul juga seorang Kiai besar pada zamannya. Maka, kemungkinan besar ke-diri-an Abdul tidak akan jauh dari world view yang ditanamkan oleh orang tuanya.
Seperti ungkapan pepatah “Singa yang hebat terlahir dari singa yang hebat juga”.
Baca Juga: Indonesiaku Trans7, Menumbuhkan Kepekaan dan Empati Sosial Kita
Dua: Lingkungan Sosial
Tak bisa dipungkiri, cerminan diri kita biasanya berbanding lurus dengan lingkungan sosial. Hal tersebut lantaran manusia mengalami tahap meniru dan mencontoh. Kepribadian manusia bisa dilihat dari lingkungan sosial terkecil, yakni keluarga.
Dari keluarga kita mulai kenal hidup dan menerima berbagai macam cara hidup. Jadi, diri kita kemungkinan besar adalah apa yang sudah ditanamkan keluarga. Dari keluarga, pergaulan berlanjut ke teman main, lingkungan kampung, lingkungan sekolah, lingkungan kampus, dan bahkan lingkungan kerja.
Lingkungan sosial tersebutlah yang juga ikut andil dalam pembentukan diri kita. Karena itu, ada ungkapan yang cukup populer “Apabila kita bergaul dengan pedagang minyak wangi, pasti aroma kita akan ikut wangi”.
Tiga: Ketertarikan atau Selera
Yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya adalah ketertarikan dan selera. Hal tersebut lantaran isi kepala (buah pemikiran) setiap individu itu pasti akan berbeda. Kita bisa sejenak mengamati sekitar, tidak ada yang sama di dunia ini.
Bahkan, anak kembar pun secara fisik dan mental pasti akan berbeda. Dengan tau ketertarikan dan selera, kemungkinan besar kita akan mudah untuk mengenal diri sendiri. Hal itu lantaran kita akan lebih mudah mengklasifikasi kecenderungan dalam diri.
Dengan tau ketertarikan dan selera ini kita pasti akan dengan mudah mengenal diri sendiri. Kita bisa mulai menyeleksi topik-topik yang sesuai dengan diri kita. Selain itu, kita juga bisa bergaul dan berkumpul dengan orang yang mempunyai ketertarikan dan selera yang sama.
Setelah mengetahui beberapa hal di atas, sekarang saatnya kita membahas mengenai kepribadian sehat yang berorientasi produktif dan kepribadian tidak sehat yang berorientasi non-produktif.
Menurut Fromm, orientasi produktif dikategorikan menjadi empat. Pertama, cinta yang produktif, yakni suatu hubungan manusia yang bebas dan setara di mana masing-masing orang dapat mempertahankan identitas mereka.
Kedua, pikiran yang produktif, yakni meliputi kecerdasan, pertimbangan dan objektifitas. Semua penemuan dan wawasan yang hebat melibatkan pikiran objektif di mana para pemikir didorong oleh ketelitian, respek dan perhatian untuk menilai secara objektif.
Ketiga, kebahagiaan, merupakan suatu bagian integral dan hasil kehidupan yang berkenaan dengan orientasi produktif. Kebahagiaan di sini dimaksudkan suatu kondisi yang meningkat melalui perubahan gaya hidup dan pemenuhan potensi seseorang.
Keempat, suara hati, merupakan sendi yang penting dalam menggerakkan manusia menurut orientasi produktif. Suara hati ini oleh Fromm dibagi menjadi dua tipe, yakni suara hati otoriter dan suara hati humanistis.
Baca Juga: Tren Minum Kopi dan Dampak yang Ditimbulkan
Sementara itu, orientasi non-produktif juga dikategori menjadi empat. Pertama, karakter penerima, yakni orang yang percaya sumber segala kepuasan terletak di luar diri mereka sendiri. Dan biasanya dicirikan oleh sifat terlalu patuh atau terlalu memaksakan kehendak.
Kedua, eksploitatif, yakni percaya bahwa semua kepuasan terletak pada diri mereka sendiri. Individu dengan tipe eksploitatif biasanya cenderung mengeksploitasi orang lain untuk mencapai tujuannya.
Ketiga, karakter penimbun, yakni memiliki kepercayaan kecil akan kebaikan di dunia luar. Sebagai konsekuensinya, mereka berhubungan dengan dunia luar dengan cara yang negatif. Dan umumnya menarik diri dari orang lain.
Keempat, karakter pasar, yakni orang yang hanya memiliki sedikit ketertarikan dengan kesejahteraan orang lain. Orang lain diperlakukan sebagai objek untuk dimanfaatkan untuk mencapai tujuan mereka.
Tak hanya itu, ciri-ciri kepribadian yang sehat menurut Fromm di antaranya mampu mengembangkan hidupnya sebagai makhluk sosial di dalam masyarakat, mampu mencintai dan dicintai, dan mampu mempercayai dan dipercayai tanpa manipulasi.
Selain itu, mampu hidup bersolidaritas dengan orang lain tanpa syarat, mampu menjaga jarak antar dirinya dengan masyarakat tanpa merusak, dan memiliki watak sosial yang produktif.
Sekarang coba dicek, kepribadian kalian condong yang mana? Hehe.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Jangan Meninggalkan Apapun Kecuali Jejak. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Catat, Ini Hal yang Perlu Diperhatikan untuk Mengenal Diri Sendiri"
Posting Komentar