Pengalaman Saya Jadi Korban Penipuan Berkedok Brand Ambassador Via Email
fikriamiruddin.com - Ini pengalaman pertama kali saya dapat email begituan, namanya belum pernah plus penasaran, akhirnya saya memutuskan apa salahnya mencoba. Siapa tau mereka emang tertarik bekerja sama dengan saya, ya kan?
Namanya manusia pasti pernah kan salah melangkah, salah menentukan pilihan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Namun, manusia adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu dan penasaran kelewat batas. Sehingga tak jarang hal ini justru menjadikan kesalahan dan aib orang lain tak luput dari namanya rerasan.
Pengalaman tertipu dan terperdaya oleh hadiah atau gratisan mungkin sudah jadi passion saya. Apabila dihitung mungkin saya termasuk jajaran top scores liga tipu daya duniawi. Namun, penipuan kali ini sedikit unik dikarenakan berkedok brand ambassador. Siapa sih yang gak mau jadi duta sampo lain? eh maksudnya ya jadi duta sebuah brand gitu hehe.
Dari mulai dapat produk gratis, beberapa insentif, dan bahkan pemilik produk tak segan-segan memberikan produk plus insentif bagi duta brand yang dipilihnya.
Baca Juga: Dampak Iklan Obat dan Suplemen Terhadap Kehidupan Masyarakat
Kejadian yang menimpa saya ini berawal dari adanya pesan masuk melalui email pribadi saya. Email tersebut berasal dari seorang influencer director dari sebuah brand yang berasal dari negara adidaya Amerika Serikat. Isi dari email tersebut di antaranya yakni, (1) Ketertarikannya dengan akun Instagram saya sehingga berkeinginan bekerjasama. (2) Mereka meyakinkan saya dengan mempunyai akun Instagram yang memiliki ribuan pengikut.
(3) Mereka bekerjasama dengan banyak artis di Amerika Serikat. (4) Dan iming-iming dijadikan brand ambassadorship 2020. Menurut saya, ini meyakinkan dikarenakan disertai dengan nama, jabatan, alamat, akun media sosial, dan website. Oh ya mohon maaf saya di sini tidak akan menyebutkan nama brand yang dimaksud. Hal itu dikarenakan saya takut kalian penasaran lalu mencari akun media sosialnya dan malah berkeinginan membeli produknya hehe.
Jadi, cukup simak cerita saya saja hehe. Syahdan, saya lantas mengecek Instagram dan websitenya. Apa yang terjadi? Benar saja dari Instagram dan websitenya nampak dikelola dengan profesional dan tak patut untuk dicurigai. Akhirnya saya memutuskan untuk membalas email tersebut dan tertarik menerima tawarannya.
Keesokan harinya saya mendapatkan email bahwa pengajuan telah disetujui. Dalam email ini juga dijelaskan bahwa saya akan mendapatkan beberapa fasilitas di antaranya diskon 75% untuk setiap produk, bebas ongkir internasional, kode kupon 50% untuk pengikut saya, tergabung dalam global influencer agency, optimalisasi akun media sosial, diundang dalam berbagai kegiatan, pertemuan, ambassador events dan lain sebagainya.
Tahap selanjutnya saya diminta mengunjungi website mereka dan memilih produk yang saya inginkan. Saya kaget terheran-heran dikarenakan harga produk-produknya kelewat batas bagi anak desa seperti saya. Produk termurah saat itu adalah kaos hitam polos plus logo brand dibandrol dengan $149 atau setara 2.270.760 Rupiah (kurs dollar saat ini). Karena rasa penasaran, akhirnya saya memasukkan kode diskon 75% yang diberikan.
Baca Juga: 7 Sikap Menangkal Aksi Radikalisme
Setelah diskon kaos tersebut dibandrol $37.25 atau setara 567.690 Rupiah (kurs dollar saat ini). Ya masih cukup mahal untuk ukuran sebiji kaos hitam biasa. Karena diliputi rasa penasaran dan terbayang iming-iming yang ditawarkan, akhirnya saya memutuskan memenuhi persyaratan bergabung dengan membeli satu produk. Tak lama berselang akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pembayaran.
Sampai di sini tidak ada yang dicurigai dikarenakan proses berjalan cukup baik dan profesional. Keesokan harinya saya mendapatkan resi melalui email. Setelah saya cek resi benar ada dan dapat dilacak melalui maps di website mereka. Sampai di sini saya masih cukup tenang.
Setelah seminggu, dua minggu, bahkan sebulan paket yang saya nantikan tak kunjung datang, alhasil saya memutuskan berselancar di dunia maya untuk mencari tau lebih lanjut. Akhirnya saya menemukan review dari youtuber dan diskusi di beberapa situs. Ternyata apa yang saya alami juga di alami oleh sebagian orang di belahan dunia lain. Para korban ini mengaku ada yang habis ratusan dollar Amerika dan barangnya tak kunjung datang.
Namun, banyak juga dari mereka yang barangnya datang tapi tak sesuai pesanan. Dan selebihnya barangnya datang dan sesuai pesanan, namun, yang mereka persoalkan adalah harga yang kelewat batas. Saat itu saya berapa di posisi orang-orang yang belum mendapatkan barang dan mempersoalkan harga produk yang kelewat batas.
Dua bulan kemudian, paket yang sudah coba saya ikhlaskan dan lupakan ini tiba-tiba datang. Seolah tak puas datang begitu saja, paket ini pun disertai tagihan pajak dari bea cukai dikarenakan produk dari luar negeri senilai 122 ribu rupiah. Jadi, apabila ditotal untuk mendapatkan kaos hitam polos plus logo brand ini saya harus merogoh kocek sebesar 689.690 rupiah.
Menurut saya, apabila ini yang dinamakan brand ambassador alias menjadi duta sebuah merek, tentu ini justru merugikan pihak yang dipilih menjadi duta. Apalagi bagi saya yang hidup di Indonesia, kemungkinan harga termahal kaos polos berlogo branded tidak akan berjuta-juta rupiah. Dengan uang hampir 700 ribu itu sebenarnya bisa saya manfaatkan untuk membeli kaos polos di Pasar Kapasan Surabaya sekitar 50 biji dengan harga rata-rata 15 ribuan.
Ah sudahlah, nasi sudah jadi bubur, kaos sudah di tangan saya. Sebenarnya setelah saya mendapatkan kaos ini, saya diminta memakai kaosnya, berfoto dan mempostingnya di Instagram pribadi saya. Namun, saya malas dikarenakan merasa dirugikan oleh brand tersebut.
Penipuan itu nyata dan berkembang dengan berbagai macam kedok yang mungkin tak pernah kita sangka-sangka. Yang bisa kita lakukan adalah tetap waspada dan berhati-hati serta jangan mudah tergiur oleh tawaran-tawaran yang sekiranya mencurigakan.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Analisis Konflik Film SAMIN VS SEMEN. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
Namanya manusia pasti pernah kan salah melangkah, salah menentukan pilihan, dan hal-hal tidak menyenangkan lainnya. Namun, manusia adalah makhluk yang memiliki rasa ingin tahu dan penasaran kelewat batas. Sehingga tak jarang hal ini justru menjadikan kesalahan dan aib orang lain tak luput dari namanya rerasan.
Pengalaman tertipu dan terperdaya oleh hadiah atau gratisan mungkin sudah jadi passion saya. Apabila dihitung mungkin saya termasuk jajaran top scores liga tipu daya duniawi. Namun, penipuan kali ini sedikit unik dikarenakan berkedok brand ambassador. Siapa sih yang gak mau jadi duta sampo lain? eh maksudnya ya jadi duta sebuah brand gitu hehe.
Dari mulai dapat produk gratis, beberapa insentif, dan bahkan pemilik produk tak segan-segan memberikan produk plus insentif bagi duta brand yang dipilihnya.
Baca Juga: Dampak Iklan Obat dan Suplemen Terhadap Kehidupan Masyarakat
Kejadian yang menimpa saya ini berawal dari adanya pesan masuk melalui email pribadi saya. Email tersebut berasal dari seorang influencer director dari sebuah brand yang berasal dari negara adidaya Amerika Serikat. Isi dari email tersebut di antaranya yakni, (1) Ketertarikannya dengan akun Instagram saya sehingga berkeinginan bekerjasama. (2) Mereka meyakinkan saya dengan mempunyai akun Instagram yang memiliki ribuan pengikut.
(3) Mereka bekerjasama dengan banyak artis di Amerika Serikat. (4) Dan iming-iming dijadikan brand ambassadorship 2020. Menurut saya, ini meyakinkan dikarenakan disertai dengan nama, jabatan, alamat, akun media sosial, dan website. Oh ya mohon maaf saya di sini tidak akan menyebutkan nama brand yang dimaksud. Hal itu dikarenakan saya takut kalian penasaran lalu mencari akun media sosialnya dan malah berkeinginan membeli produknya hehe.
Jadi, cukup simak cerita saya saja hehe. Syahdan, saya lantas mengecek Instagram dan websitenya. Apa yang terjadi? Benar saja dari Instagram dan websitenya nampak dikelola dengan profesional dan tak patut untuk dicurigai. Akhirnya saya memutuskan untuk membalas email tersebut dan tertarik menerima tawarannya.
Keesokan harinya saya mendapatkan email bahwa pengajuan telah disetujui. Dalam email ini juga dijelaskan bahwa saya akan mendapatkan beberapa fasilitas di antaranya diskon 75% untuk setiap produk, bebas ongkir internasional, kode kupon 50% untuk pengikut saya, tergabung dalam global influencer agency, optimalisasi akun media sosial, diundang dalam berbagai kegiatan, pertemuan, ambassador events dan lain sebagainya.
Tahap selanjutnya saya diminta mengunjungi website mereka dan memilih produk yang saya inginkan. Saya kaget terheran-heran dikarenakan harga produk-produknya kelewat batas bagi anak desa seperti saya. Produk termurah saat itu adalah kaos hitam polos plus logo brand dibandrol dengan $149 atau setara 2.270.760 Rupiah (kurs dollar saat ini). Karena rasa penasaran, akhirnya saya memasukkan kode diskon 75% yang diberikan.
Baca Juga: 7 Sikap Menangkal Aksi Radikalisme
Setelah diskon kaos tersebut dibandrol $37.25 atau setara 567.690 Rupiah (kurs dollar saat ini). Ya masih cukup mahal untuk ukuran sebiji kaos hitam biasa. Karena diliputi rasa penasaran dan terbayang iming-iming yang ditawarkan, akhirnya saya memutuskan memenuhi persyaratan bergabung dengan membeli satu produk. Tak lama berselang akhirnya saya memutuskan untuk melakukan pembayaran.
Sampai di sini tidak ada yang dicurigai dikarenakan proses berjalan cukup baik dan profesional. Keesokan harinya saya mendapatkan resi melalui email. Setelah saya cek resi benar ada dan dapat dilacak melalui maps di website mereka. Sampai di sini saya masih cukup tenang.
Setelah seminggu, dua minggu, bahkan sebulan paket yang saya nantikan tak kunjung datang, alhasil saya memutuskan berselancar di dunia maya untuk mencari tau lebih lanjut. Akhirnya saya menemukan review dari youtuber dan diskusi di beberapa situs. Ternyata apa yang saya alami juga di alami oleh sebagian orang di belahan dunia lain. Para korban ini mengaku ada yang habis ratusan dollar Amerika dan barangnya tak kunjung datang.
Namun, banyak juga dari mereka yang barangnya datang tapi tak sesuai pesanan. Dan selebihnya barangnya datang dan sesuai pesanan, namun, yang mereka persoalkan adalah harga yang kelewat batas. Saat itu saya berapa di posisi orang-orang yang belum mendapatkan barang dan mempersoalkan harga produk yang kelewat batas.
Dua bulan kemudian, paket yang sudah coba saya ikhlaskan dan lupakan ini tiba-tiba datang. Seolah tak puas datang begitu saja, paket ini pun disertai tagihan pajak dari bea cukai dikarenakan produk dari luar negeri senilai 122 ribu rupiah. Jadi, apabila ditotal untuk mendapatkan kaos hitam polos plus logo brand ini saya harus merogoh kocek sebesar 689.690 rupiah.
Menurut saya, apabila ini yang dinamakan brand ambassador alias menjadi duta sebuah merek, tentu ini justru merugikan pihak yang dipilih menjadi duta. Apalagi bagi saya yang hidup di Indonesia, kemungkinan harga termahal kaos polos berlogo branded tidak akan berjuta-juta rupiah. Dengan uang hampir 700 ribu itu sebenarnya bisa saya manfaatkan untuk membeli kaos polos di Pasar Kapasan Surabaya sekitar 50 biji dengan harga rata-rata 15 ribuan.
Ah sudahlah, nasi sudah jadi bubur, kaos sudah di tangan saya. Sebenarnya setelah saya mendapatkan kaos ini, saya diminta memakai kaosnya, berfoto dan mempostingnya di Instagram pribadi saya. Namun, saya malas dikarenakan merasa dirugikan oleh brand tersebut.
Penipuan itu nyata dan berkembang dengan berbagai macam kedok yang mungkin tak pernah kita sangka-sangka. Yang bisa kita lakukan adalah tetap waspada dan berhati-hati serta jangan mudah tergiur oleh tawaran-tawaran yang sekiranya mencurigakan.
Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Analisis Konflik Film SAMIN VS SEMEN. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
0 Response to "Pengalaman Saya Jadi Korban Penipuan Berkedok Brand Ambassador Via Email"
Posting Komentar