Tumbuhan yang Bisa Dimakan Saat Survival di Alam Bebas
fikriamiruddin.com - Makanan yang kita peroleh dari tumbuhan akan banyak memenuhi kebutuhan karbohidrat. Selain itu, tumbuhan mempunyai serat yang dapat membantu pencernaan. Saat dalam kondisi survival, kita juga perlu memperhatikan keseimbangan makanan yang diperolehnya dari alam sekitar. Dalam hal ini kita dianjurkan untuk memakan tumbuhan dari berbagai jenis untuk menghindari keracunan apabila makan tumbuhan berlebihan. Selain itu juga diperlukan variasi makanan untuk menghindari kebosanan.
Dalam memilih makanan yang berasal dari tumbuhan, tentukanlah terlebih dahulu apakah tumbuhan yang akan kita makan mengandung racun atau tidak. Hindarilah memakan jamur dan cendawan jika tidak yakin jamur dan cendawan tersebut beracun atau tidak. Gejala keracunan jamur dan cendawan kadang baru dirasakan beberapa hari setelah memakannya dan tentu saja sudah terlambat untuk dapat mengatasi pengaruh racunnya.
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi, baik umbi batang maupun umbi akar, kemudian batang, buah, biji dan daun. Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan di antaranya:
- Tumbuhan yang tidak mengandung getah
- Tumbuhan yang tidak berbulu, akan tetapi ada juga sebagian yang berbulu tapi bisa dimakan
- Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
- Tumbuhan yang dimakan juga oleh hewan mamalia
Sedangkan langkah yang perlu kita perhatikan sebelum memakan tumbuhan adalah sebagai berikut:
- Makan tumbuhan yang sudah dikenal
- Jangan hanya memakan satu jenis tumbuhan
- Sebaiknya jangan makan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu dikarenakan khawatir mengandung racun alkaloid
- Jika tidak mengenal tumbuhan yang akan dimakan, lakukan tes telebih dahulu, atau dikenal dengan istilah “Universal Edibility Tes”
- Yang paling baik adalah memasak terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Baca Juga: Cara Membuat Api Saat Darurat di Alam Bebas
Universal Edibility Test
Seperti yang sudah disebutkan di atas, sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenal, lakukan terlebih dahulu tes apakah makanan tersebut dapat dimakan. Tes ini dikenal dengan istilah Universal Edibility Test. Tes ini dapat mencegah terjadinya keracunan diakibatkan memakan tumbuhan yang mengandung racun. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam Universal Edibility Test:
1. Lakukan pengetesan hanya pada satu bagian dari tumbuhan yang potensial sebagai makanan yang dapat dimakan pada setiap waktunya.
2. Pisahkan tumbuhan pada bagian-bagian dasarnya, yaitu daun, batang, akar, putik/kuntum/biji, dan bunganya.
3. Ciumlah tumbuhan tersebut, apakah ada bau yang tajam atau bau beracun. Ingat, bau yang khas belum tentu mengindikasikan tumbuhan tersebut tidak dapat dimakan atau dapat dimakan.
4. Jangan makan dulu selama empat jam sebelum melakukan test.
5. Selama 8 jam waktu tidak makan, lakukan tes kontak racun dengan cara menempatkan bagian dari tumbuhan yang dites kelipatan siku atau pergelangan tangan dalam. Biasanya 15 menit cukup untuk mendapatkan reaksinya.
6. Selama waktu tes, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut selain air bersih dan tumbuhan yang kita tes.
7. Pilih potongan kecil dari bagian tunggal dan siapkan rencana cara memakannya.
8. Sebelum memasukkan potongan kecil tumbuhan ke dalam mulut, sentuhkan potongan kecilnya terlebih dahulu pada bagian luar bibir untuk mengetes apakah berasa terbakar atau gatal.
9. Jika 3 menit setelah itu tidak ada reaksi dari bibir, letakkan di atas lidah dan tahan di sana selama 15 menit.
10. Jika masih tidak ada reaksi, kunyah dan tahan dimulut selama 15 menit. Jangan kita telan terlebih dahulu.
11. Jika tidak ada rasa terbakar, gatal, kaku, berbau atau terjadinya tanda iritasi lainnya selama 15 menit tersebut, kita dapat menelannya.
12. Tunggu hingga 8 jam. Jika ada efek sakit yang terjadi selama periode ini, pancing hingga muntah dan minumlah banyak air hangat. Menelan sedikit arang juga dapat memancing untuk muntah dan di saat bersamaan juga dapat mengisap racun.
13. Jika tidak berdampak apa-apa, makn dalam jumlah sedikit terlebih dahulu dan lakukan dengan cara yang sama. Tunggu hingga 8 jam lagi. Jika tidak ada efek menyakitkan, bagian tanaman yang telah dites tadi aman untuk dikonsumsi.
Perhatian: Tes seluruh tumbuhan yang akan dimakan apakah aman dimakan atau tidak, dikarenakan beberapa tumbuhan mempunyai bagian yang bisa dimakan dan bagian lainnya tidak dapat dimakan. Jangan berpendapat bahwa bagian yang aman dimakan setelah dimasak akan aman juga dimakan secara mentah. Melakukan tes dengan bagian yang mentah bertujuan untuk memastikan aman atau tidak dimakan dalam keadaan mentah. Bagian yang sama dari tumbuhan mungkin juga akan menghasilkan reaksi yang bervariasi pada orang yang berbeda.
Baca Juga: Cara Memasak Makanan Saat Survival di Alam Bebas
Sebelum melakukan pengetesan terhadap tumbuhan yang dapat dimakan, pastikan terlebih dahulu tumbuhan yang akan dites cukup banyak dipunyai agar pengetesan tidak membuang waktu dan usaha. Setiap bagian dari tumbuhan (akar, daun, bunga, dna seterusnya) membutuhkan waktu pengetesan 24 jam lebih. Jangan menghabiskan waktu dengan melakukan pengetesan pada tumbuhan yang tidak begitu banyak terdapat di daerah kita berada.
Perlu kita ingat, makan bagian yang besar dari tumbuhan dengan kondisi perut yang kosong dapat menyebabkan diare, mual, atau kram perut. Dengan melihat jumlah yang dihabiskan untuk melakukan pengetesan tumbuhan yang dapat dimakan, memberikan gambaran pentingnya untuk dapat mengenali tumbuhan yang dapat dimakan. Untuk dapat menghindari tumbuhan yang beracun, jangan menggunakan tumbuhan yang tidak diketahui dan berciri-ciri sebagai berikut:
- Mengandung getah susu, kecuali jika tahu persis tidak beracun.
- Berwarna merah, kecuali jika tahu persis tidak beracun.
- Buahnya terbagi dalam empat bagian, kecuali jika kita tahu persis dapat dimakan.
- Tumbuhan dengan duri halus pada batang dan daunnya.
- Daun-daun yang sudah tua, dikarenakan beberapa di antaranya akan memproduksi racun yang berbahaya saat mulai layu.
Beberapa kriteria tersebut dapat membantu kita dalam pencarian sumber makanan dari tumbuhan. Mungkin cukup sekian pembahasan dalam kesempatan kali ini, silahkan baca juga: Hewan yang Bisa Dimakan Saat Survival di Alam Bebas. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
Dalam memilih makanan yang berasal dari tumbuhan, tentukanlah terlebih dahulu apakah tumbuhan yang akan kita makan mengandung racun atau tidak. Hindarilah memakan jamur dan cendawan jika tidak yakin jamur dan cendawan tersebut beracun atau tidak. Gejala keracunan jamur dan cendawan kadang baru dirasakan beberapa hari setelah memakannya dan tentu saja sudah terlambat untuk dapat mengatasi pengaruh racunnya.
Bagian-bagian tumbuhan yang dapat dimakan dan memberikan energi yang cukup adalah umbi, baik umbi batang maupun umbi akar, kemudian batang, buah, biji dan daun. Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan yang dapat dimakan di antaranya:
- Tumbuhan yang tidak mengandung getah
- Tumbuhan yang tidak berbulu, akan tetapi ada juga sebagian yang berbulu tapi bisa dimakan
- Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
- Tumbuhan yang dimakan juga oleh hewan mamalia
Sedangkan langkah yang perlu kita perhatikan sebelum memakan tumbuhan adalah sebagai berikut:
- Makan tumbuhan yang sudah dikenal
- Jangan hanya memakan satu jenis tumbuhan
- Sebaiknya jangan makan tumbuhan yang buahnya berwarna ungu dikarenakan khawatir mengandung racun alkaloid
- Jika tidak mengenal tumbuhan yang akan dimakan, lakukan tes telebih dahulu, atau dikenal dengan istilah “Universal Edibility Tes”
- Yang paling baik adalah memasak terlebih dahulu bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Baca Juga: Cara Membuat Api Saat Darurat di Alam Bebas
Universal Edibility Test
Seperti yang sudah disebutkan di atas, sebelum memakan tumbuhan yang belum dikenal, lakukan terlebih dahulu tes apakah makanan tersebut dapat dimakan. Tes ini dikenal dengan istilah Universal Edibility Test. Tes ini dapat mencegah terjadinya keracunan diakibatkan memakan tumbuhan yang mengandung racun. Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam Universal Edibility Test:
1. Lakukan pengetesan hanya pada satu bagian dari tumbuhan yang potensial sebagai makanan yang dapat dimakan pada setiap waktunya.
2. Pisahkan tumbuhan pada bagian-bagian dasarnya, yaitu daun, batang, akar, putik/kuntum/biji, dan bunganya.
3. Ciumlah tumbuhan tersebut, apakah ada bau yang tajam atau bau beracun. Ingat, bau yang khas belum tentu mengindikasikan tumbuhan tersebut tidak dapat dimakan atau dapat dimakan.
4. Jangan makan dulu selama empat jam sebelum melakukan test.
5. Selama 8 jam waktu tidak makan, lakukan tes kontak racun dengan cara menempatkan bagian dari tumbuhan yang dites kelipatan siku atau pergelangan tangan dalam. Biasanya 15 menit cukup untuk mendapatkan reaksinya.
6. Selama waktu tes, jangan memasukkan apapun ke dalam mulut selain air bersih dan tumbuhan yang kita tes.
7. Pilih potongan kecil dari bagian tunggal dan siapkan rencana cara memakannya.
8. Sebelum memasukkan potongan kecil tumbuhan ke dalam mulut, sentuhkan potongan kecilnya terlebih dahulu pada bagian luar bibir untuk mengetes apakah berasa terbakar atau gatal.
9. Jika 3 menit setelah itu tidak ada reaksi dari bibir, letakkan di atas lidah dan tahan di sana selama 15 menit.
10. Jika masih tidak ada reaksi, kunyah dan tahan dimulut selama 15 menit. Jangan kita telan terlebih dahulu.
11. Jika tidak ada rasa terbakar, gatal, kaku, berbau atau terjadinya tanda iritasi lainnya selama 15 menit tersebut, kita dapat menelannya.
12. Tunggu hingga 8 jam. Jika ada efek sakit yang terjadi selama periode ini, pancing hingga muntah dan minumlah banyak air hangat. Menelan sedikit arang juga dapat memancing untuk muntah dan di saat bersamaan juga dapat mengisap racun.
13. Jika tidak berdampak apa-apa, makn dalam jumlah sedikit terlebih dahulu dan lakukan dengan cara yang sama. Tunggu hingga 8 jam lagi. Jika tidak ada efek menyakitkan, bagian tanaman yang telah dites tadi aman untuk dikonsumsi.
Perhatian: Tes seluruh tumbuhan yang akan dimakan apakah aman dimakan atau tidak, dikarenakan beberapa tumbuhan mempunyai bagian yang bisa dimakan dan bagian lainnya tidak dapat dimakan. Jangan berpendapat bahwa bagian yang aman dimakan setelah dimasak akan aman juga dimakan secara mentah. Melakukan tes dengan bagian yang mentah bertujuan untuk memastikan aman atau tidak dimakan dalam keadaan mentah. Bagian yang sama dari tumbuhan mungkin juga akan menghasilkan reaksi yang bervariasi pada orang yang berbeda.
Baca Juga: Cara Memasak Makanan Saat Survival di Alam Bebas
Sebelum melakukan pengetesan terhadap tumbuhan yang dapat dimakan, pastikan terlebih dahulu tumbuhan yang akan dites cukup banyak dipunyai agar pengetesan tidak membuang waktu dan usaha. Setiap bagian dari tumbuhan (akar, daun, bunga, dna seterusnya) membutuhkan waktu pengetesan 24 jam lebih. Jangan menghabiskan waktu dengan melakukan pengetesan pada tumbuhan yang tidak begitu banyak terdapat di daerah kita berada.
Perlu kita ingat, makan bagian yang besar dari tumbuhan dengan kondisi perut yang kosong dapat menyebabkan diare, mual, atau kram perut. Dengan melihat jumlah yang dihabiskan untuk melakukan pengetesan tumbuhan yang dapat dimakan, memberikan gambaran pentingnya untuk dapat mengenali tumbuhan yang dapat dimakan. Untuk dapat menghindari tumbuhan yang beracun, jangan menggunakan tumbuhan yang tidak diketahui dan berciri-ciri sebagai berikut:
- Mengandung getah susu, kecuali jika tahu persis tidak beracun.
- Berwarna merah, kecuali jika tahu persis tidak beracun.
- Buahnya terbagi dalam empat bagian, kecuali jika kita tahu persis dapat dimakan.
- Tumbuhan dengan duri halus pada batang dan daunnya.
- Daun-daun yang sudah tua, dikarenakan beberapa di antaranya akan memproduksi racun yang berbahaya saat mulai layu.
Beberapa kriteria tersebut dapat membantu kita dalam pencarian sumber makanan dari tumbuhan. Mungkin cukup sekian pembahasan dalam kesempatan kali ini, silahkan baca juga: Hewan yang Bisa Dimakan Saat Survival di Alam Bebas. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
0 Response to "Tumbuhan yang Bisa Dimakan Saat Survival di Alam Bebas"
Posting Komentar