Tips Meminimalkan Penggunaan dan Dampak Api Saat Mendaki Gunung
fikriamiruddin.com - Prinsip jangan meninggalkan apapun kecuali jejak mendorong kita untuk membatasi penggunaan api dan menganjurkan untuk memasak dengan menggunakan kompor protabel dengan jenis bahan bakar apapun. Api yang kita buat dengan ceroboh dapat mengancam bentukan alami dan keseimbangan ekologi dari tempat tersebut. Dikarenakan pemakaian kayu-kayunya dan menyebabkan kebakaran hutan.
Banyak sekali hutan yang dilindungi melarang untuk membuat api unggun atau hanya mengizinkannya pada tempat-tempat tertentu. Pertimbangkanlah juga meskipun kita membutuhkan api unggun. Sweater, raincoat atau jaket dan kompor portabel yang ringan akan mengurangi kebutuhan akan api unggun. Kompor merupakan perlengkapan yang dianjurkan untuk mengurangi dampak berkemah.
Hal tersebut dikarenakan portabel, cepat untuk memasak dan tidak meninggalkan dampak pada lokasi pendirian tenda. Pendaki gunung harusnya membawa kompor dan bahan bakarnya untuk memasak semua makanannya sebisa mungkin. Jika kita tetap memilih untuk membuat api, terdapat beberapa alternatif baru pada metode pembuatan api yang membuat kita tetap bisa mempraktikkan prinsip tidak meninggalkan apapun di antaranya sebagai berikut:
1. Ketahui Regulasi dan Kondisi Cuaca
Ketahui regulasi dan kondisi cuaca dan buatlah api jika aman dan legal. Hindarilah membuat api saat cuaca berangin atau di daerah yang kering. Selalu ingat bahwa api unggun untuk beberapa daerah hanya diizinkan pada tempat-tempat tertentu.
2. Pilih Lokasi yang Tahan Lama Terhadap Api
Pada pasir, batu atau permukaan yang tahan lainnya. Carilah permukaan yang benar-benar tahan terhadap panas dan api dari api unggun tersebut. Jika terdapat tempat khusus untuk membuat pai unggun, buatlah api pada tempat yang tersedia tersebut, dan bersihkan sisanya untuk pengguna berikutnya.
3. Gunakan Pohon Mati dan Tumbang
Api unggun sebaiknya dibuat di tempat yang banyak tersedia kayu. Kumpulkanlah cabang dan ranting pohon yang berserakan di tanah. Mematahkan ranting dan dahan dari pohon akan merusak pohon tersebut dan meninggalkan guratan yang akan memberikan dampak negatif pada pemandangan sekitarnya. Luangkanlah waktu untuk berjalan beberapa menit dari lokasi tempat mendirikan tenda dan kumpulkanlah kayu di area yang cukup luas.
Jangan sampai membuat suatu area menjadi kosong dari ranting-ranting dan dahan yang berserakan di tanah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada humus dan permukaan tanah. Jika kita berkemah di camping ground, sebaiknya kita membawa persediaan kayu bakar sendiri. Hal ini akan cukup membantu dan memberi contoh pada yang lain untuk dapat mencegah pengurasan ranting dan dahan pada suatu daerah yang ramai dikunjungi.
Gunakan kayu kecil, besar diameter kayu bakar hendaknya tidak lebih dari pergelangan tangan orang dewasa. Kayu dengan ukuran ini bisa dapat dipatahkan menjadi berbagai ukuran, sesuai kebutuhan, dan akan lebih mudah terbakar hingga menjadi abu. Ini akan mengurangi kebutuhan akan perlunya membawa korek api yang banyak serta gergaji, yang memberatkan, serta meninggalkan bekas yang tidak alami.
Baca Juga: Tips Berkemah di Hutan Hujan Tropis
Seperti halnya sisa kayu yang tidak digunakan dapat ditebarkan di hutan tanpa meninggalkan dampak visual. Api kita mungkin agak sedikit kecil jika dibandingkan dengan api unggun pada umumnya, namun cukup besar untuk memasak. Tindakan ekstra juga dibutuhkan dalam pembuatan api di hutan hujan. Kondisi yang lembab dan basah membuat usaha pencarian kayu kering menjadi sebuah tantangan.
Api unggun kita akan menyala lebih efektif jika kita memilih jenis kayu yang tepat. Menguliti kayu atau kulit luar kayu dengan pisau kecil akan menampakkan bagian dalam yang kering sebelum di bakar.
4. Bakar Api unggun Sampai Menjadi Abu
Bakar kayu hingga menjadi abu atau arang yang sangat kecil sehingga lebih mudah membersihkannya. Saat bekas api unggun mulai dingin untuk disentuh, arang yang tersisa dapat dihancurkan dengan tangan (pakai sarung tangan) hingga menjadi abu. Abu tersebut dapat kita tebarkan di sekitar permukaan tumbuhan.
5. Gunakan Teknik Api Unggun Tanpa Jejak
Saat berkemah di suatu daerah yang tidak mempunyai tempat untuk membuat api unggun, kita tetap dapat membuat api unggun di antaranya dengan membuat api unggung yang dipalangi dengan kerikil. Di dekat sungai besar, api dapat dibuat dengan menggali pasir. Pastikan area tersebut akan tergenang saat sungainya meluap. Saat arang telah terbakar sampai menjadi abu dan padam, pindahkanlah semua abu dan tebarkanlah secara melebar.
Tutuplah lubang bekas api tersebut. Jika dilakukan dengan hati-hati, abu yang tertinggal setelah dibersihkan akan sangat sedikit. Abu ini akan terkikis habis selama sungai meluap. Pastikan untuk memungut semua sampah. Bisa juga dengan tatakan api portabel yang baisanya menggunakan baki metal dengan sisi yang kaku tinggi sekitar 6cm untuk dapat menampung kayu dan abu. Panci metal yang murah dapat membuat teknik ini menjadi efektif.
Saat menggunakan tatakan api portabel, tinggikan posisinya dengan menaruhnya di atas batu letakkan bagiannya yang hitam di atas bentangan kayu sehingga panasnya tidak meninggalkan bekas pada tanah. Bisa juga dengan menggunakan teknik api gundukan tanah. Bentuk seperti ini mudah dihilangkan saat kita selesai memakainya. Carilah bahan alami dari tanah, pasir atau kerikil yang telah lama tertumpuk.
Baca Juga: Tips Meminimalisir Sampah Saat Mendaki Gunung
Lubang yang diakibatkan oleh pohon tumbang juga dapat menjadi alternatif lain. Perguanakan pot atau kantong untuk membawa material ini ke tempat api dan untuk membawanya kembali ke tempat semula setelah seselai memakainya. Buatlah bentuk lingkaran, dan ratakan atasnya dengan ketebalan sekitar 15 sampai 20cm dan diameter sekitar 50cm dengan tanah. Penempatan trap atau alas di bawah lahan akan memudahkan kita untuk membersihkannya.
Ketebalan gundukan tanah merupakan hal yang penting dikarenakan dapat membatasi alas dan tanah landasan di bawahnya dari panas api tersebut. Bagitu api padam dan dingin, debu yang tertinggal bisa berserakan, sebagai mana disebutkan di atas, dan bahan mineral itu akan kembali ke sumbernya dan bercampur. Hal ini tentu akan mengurangi tanda-tanda bahwa tempat tersebut pernah dipakai.
Keuntungan membuat jenis api seperti ini adalah dapat membuatnya di atas berbagai macam permukaan, meskipun di atas permukaan daun yang berjatuhan tau rumput pendek, tanpa merusak permukaan atau lahan tersebut. Mungkin cukup sekian pembahasan dalam kesempatan kali ini, silahkan baca juga: Tips Mengunjungi Hutan Hujan Tropis yang Masih Alami. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
Banyak sekali hutan yang dilindungi melarang untuk membuat api unggun atau hanya mengizinkannya pada tempat-tempat tertentu. Pertimbangkanlah juga meskipun kita membutuhkan api unggun. Sweater, raincoat atau jaket dan kompor portabel yang ringan akan mengurangi kebutuhan akan api unggun. Kompor merupakan perlengkapan yang dianjurkan untuk mengurangi dampak berkemah.
Hal tersebut dikarenakan portabel, cepat untuk memasak dan tidak meninggalkan dampak pada lokasi pendirian tenda. Pendaki gunung harusnya membawa kompor dan bahan bakarnya untuk memasak semua makanannya sebisa mungkin. Jika kita tetap memilih untuk membuat api, terdapat beberapa alternatif baru pada metode pembuatan api yang membuat kita tetap bisa mempraktikkan prinsip tidak meninggalkan apapun di antaranya sebagai berikut:
1. Ketahui Regulasi dan Kondisi Cuaca
Ketahui regulasi dan kondisi cuaca dan buatlah api jika aman dan legal. Hindarilah membuat api saat cuaca berangin atau di daerah yang kering. Selalu ingat bahwa api unggun untuk beberapa daerah hanya diizinkan pada tempat-tempat tertentu.
2. Pilih Lokasi yang Tahan Lama Terhadap Api
Pada pasir, batu atau permukaan yang tahan lainnya. Carilah permukaan yang benar-benar tahan terhadap panas dan api dari api unggun tersebut. Jika terdapat tempat khusus untuk membuat pai unggun, buatlah api pada tempat yang tersedia tersebut, dan bersihkan sisanya untuk pengguna berikutnya.
3. Gunakan Pohon Mati dan Tumbang
Api unggun sebaiknya dibuat di tempat yang banyak tersedia kayu. Kumpulkanlah cabang dan ranting pohon yang berserakan di tanah. Mematahkan ranting dan dahan dari pohon akan merusak pohon tersebut dan meninggalkan guratan yang akan memberikan dampak negatif pada pemandangan sekitarnya. Luangkanlah waktu untuk berjalan beberapa menit dari lokasi tempat mendirikan tenda dan kumpulkanlah kayu di area yang cukup luas.
Jangan sampai membuat suatu area menjadi kosong dari ranting-ranting dan dahan yang berserakan di tanah. Hal tersebut dapat berpengaruh pada humus dan permukaan tanah. Jika kita berkemah di camping ground, sebaiknya kita membawa persediaan kayu bakar sendiri. Hal ini akan cukup membantu dan memberi contoh pada yang lain untuk dapat mencegah pengurasan ranting dan dahan pada suatu daerah yang ramai dikunjungi.
Gunakan kayu kecil, besar diameter kayu bakar hendaknya tidak lebih dari pergelangan tangan orang dewasa. Kayu dengan ukuran ini bisa dapat dipatahkan menjadi berbagai ukuran, sesuai kebutuhan, dan akan lebih mudah terbakar hingga menjadi abu. Ini akan mengurangi kebutuhan akan perlunya membawa korek api yang banyak serta gergaji, yang memberatkan, serta meninggalkan bekas yang tidak alami.
Baca Juga: Tips Berkemah di Hutan Hujan Tropis
Seperti halnya sisa kayu yang tidak digunakan dapat ditebarkan di hutan tanpa meninggalkan dampak visual. Api kita mungkin agak sedikit kecil jika dibandingkan dengan api unggun pada umumnya, namun cukup besar untuk memasak. Tindakan ekstra juga dibutuhkan dalam pembuatan api di hutan hujan. Kondisi yang lembab dan basah membuat usaha pencarian kayu kering menjadi sebuah tantangan.
Api unggun kita akan menyala lebih efektif jika kita memilih jenis kayu yang tepat. Menguliti kayu atau kulit luar kayu dengan pisau kecil akan menampakkan bagian dalam yang kering sebelum di bakar.
4. Bakar Api unggun Sampai Menjadi Abu
Bakar kayu hingga menjadi abu atau arang yang sangat kecil sehingga lebih mudah membersihkannya. Saat bekas api unggun mulai dingin untuk disentuh, arang yang tersisa dapat dihancurkan dengan tangan (pakai sarung tangan) hingga menjadi abu. Abu tersebut dapat kita tebarkan di sekitar permukaan tumbuhan.
5. Gunakan Teknik Api Unggun Tanpa Jejak
Saat berkemah di suatu daerah yang tidak mempunyai tempat untuk membuat api unggun, kita tetap dapat membuat api unggun di antaranya dengan membuat api unggung yang dipalangi dengan kerikil. Di dekat sungai besar, api dapat dibuat dengan menggali pasir. Pastikan area tersebut akan tergenang saat sungainya meluap. Saat arang telah terbakar sampai menjadi abu dan padam, pindahkanlah semua abu dan tebarkanlah secara melebar.
Tutuplah lubang bekas api tersebut. Jika dilakukan dengan hati-hati, abu yang tertinggal setelah dibersihkan akan sangat sedikit. Abu ini akan terkikis habis selama sungai meluap. Pastikan untuk memungut semua sampah. Bisa juga dengan tatakan api portabel yang baisanya menggunakan baki metal dengan sisi yang kaku tinggi sekitar 6cm untuk dapat menampung kayu dan abu. Panci metal yang murah dapat membuat teknik ini menjadi efektif.
Saat menggunakan tatakan api portabel, tinggikan posisinya dengan menaruhnya di atas batu letakkan bagiannya yang hitam di atas bentangan kayu sehingga panasnya tidak meninggalkan bekas pada tanah. Bisa juga dengan menggunakan teknik api gundukan tanah. Bentuk seperti ini mudah dihilangkan saat kita selesai memakainya. Carilah bahan alami dari tanah, pasir atau kerikil yang telah lama tertumpuk.
Baca Juga: Tips Meminimalisir Sampah Saat Mendaki Gunung
Lubang yang diakibatkan oleh pohon tumbang juga dapat menjadi alternatif lain. Perguanakan pot atau kantong untuk membawa material ini ke tempat api dan untuk membawanya kembali ke tempat semula setelah seselai memakainya. Buatlah bentuk lingkaran, dan ratakan atasnya dengan ketebalan sekitar 15 sampai 20cm dan diameter sekitar 50cm dengan tanah. Penempatan trap atau alas di bawah lahan akan memudahkan kita untuk membersihkannya.
Ketebalan gundukan tanah merupakan hal yang penting dikarenakan dapat membatasi alas dan tanah landasan di bawahnya dari panas api tersebut. Bagitu api padam dan dingin, debu yang tertinggal bisa berserakan, sebagai mana disebutkan di atas, dan bahan mineral itu akan kembali ke sumbernya dan bercampur. Hal ini tentu akan mengurangi tanda-tanda bahwa tempat tersebut pernah dipakai.
Keuntungan membuat jenis api seperti ini adalah dapat membuatnya di atas berbagai macam permukaan, meskipun di atas permukaan daun yang berjatuhan tau rumput pendek, tanpa merusak permukaan atau lahan tersebut. Mungkin cukup sekian pembahasan dalam kesempatan kali ini, silahkan baca juga: Tips Mengunjungi Hutan Hujan Tropis yang Masih Alami. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
0 Response to "Tips Meminimalkan Penggunaan dan Dampak Api Saat Mendaki Gunung"
Posting Komentar