Tips Berkemah di Hutan Hujan Tropis
fikriamiruddin.com - Di dalam hutan hujan tropis yang subur, banyaknya jumlah pengunjung terkadang dapat mengakibatkan vegetasi hutan menjadi rusak dan tanah yang berlumpur sehingga terjadi erosi. Pembatasan terhadap erosi adalah aspek yang penting dalam jangan meninggalkan apapun kecuali jejak. Di mana pun dan bagaimanapun perjalanan dan acara berkemah kita, batasi aktivitas untuk mempertahankan permukaan agar bisa menoleransi pergerakan manusia tanpa rusak atau binasa.
Dengan melaksanakan kegiatan di atas batu atau permukaan yang keras, kita akan lebih menikmati hutan hujan tropis di pegunungan tanpa harus merusak tanaman dan menyebabkan erosi. Berikut ini adalah beberapa tips berkemah di hutan hujan tropis di antaranya:
1. Penggunaan Terkonsentrasi di Daerah Populer
Area rekreasi dengan jalan setapak, shelter, papan penunjuk jalan, dan WC umum yang sudah tersedia biasanya lebih populer daripada area yang tidak mempunyai fasilitas tersebut. Oleh karena tingkat penggunaan yang tinggi pada area tersebut telah menimbulkan dampak yang disebabkan oleh kegiatan manusia, penggunaan yang berkelanjutan akan sedikit menambah dampak tersebut. Maka gunakanlah segala bentuk fasilitas yang telah disediakan untuk mengurangi dampak kegiatan kita dan juga sebagai upaya perlindungan terhadap kondisi alam di sekitar.
2. Tetap pada Jalur
Parkir, berjalan atau berkemah di luar dari tempat yang ditentukan, akan mengganggu lahan, vegetasi dan kehidupan liar. Bagaimanapun juga, lewatilah daerah genangan dan bebatuan serta berlumpur untuk menghindari jalan setapak agar tidak melebar atau membentuk jalan setapak yang baru. Berjalan dengan memotong jalan, terutama sekali sewaktu dalam perjalanan pulang, akan membuat jalan baru yang membingungkan pengguna lain dan juga kerusakan bahkan erosi.
Saat mengemudikan mobil di areal jalan tak beraspal, sempit dan berlumpur, usahakan untuk tetap pada bahu jalan yang keras. Hindari bagian gembur yang mungkin akan membekas setelah dilewati. Usahakan untuk tidak merusak tumbuhan di sekitar pinggiran jalan. Bergeraklah lebih pelan dari pergerakan normal sehingga kita bisa lebih hati-hati dan juga bisa mengamati kehidupan liar.
Saat mendaki gunung, pertimbangkanlah untuk menepi sebagai bentuk kesadaran dan tenggang rasa pada pendaki lain yang berpapasan. Usahakan pula untuk tidak merusak tumbuhan saat menepi dari jalan setapak. Carilah tempat yang kerasa seperti batu atau permukaan tanah untuk menepi. Jika ini tidak memungkinkan, berhentilah di tempat yang agak lebar sehingga memberikan cukup tempat bagi pendaki lain untuk lewat.
Saat berkemah, berhentilah sedini mungkin sehingga kita mempunyai waktu untuk memilih tempat yang aman, dan cukup kompak untuk mendirikan tenda sebelum malam menjelang. Sampai di lokasi pendirian tenda dengan lebih cepat juga akan membantu kita untuk memilih tempat lain jika tempat favorit kita sudah ditempati oleh pendaki yang lain.
Baca Juga: Cara Membuat Bivak Alami dan Buatan
3. Pilih Tempat yang Cukup Lebar untuk Menampung Grup
Hindari untuk melebarkan dan membersihkan area atau membuat tempat baru. Shelter, dapur, dan tempat lalu-lalang harus tetap berada pada area yang telah disediakan atau di tempat lain yang mempunyai permukaan tanah. Sama halnya dengan tempat berkemah resmi. Kembalikanlah tempat berkemah kita tersebut seperti sediakala seolah-olah tempat tersebut tidak pernah dipakai untuk berkemah. Kalau bisa, lebih natural dari saat kita temukan.
4. Dirikan Tenda Jauh dari Aliran Sungai
Lindungilah danau dan sumber air lainnya sebisa mungkin dari pencemaran dan juga untuk memberikan kesempatan pada kehidupan liar yang datang untuk minum. Patokan yang baik adalah sekurang-kurangnya kita memberikan tenda 60 meter dari sumber air. Normalnya dengan langkah orang dewasa jarak ini kira-kira 70-80 langkah. Jika permukaan tanah atau vegetasi tidak memungkinkan untuk melakukan ini, pilihlah tempat yang menimal agak berjarak dari sumber air.
Waspadalah dengan tempat yang tingkat airnya berubah tiba-tiba atau banjir. Tempat berkemah harus bebas dari tanda-tanda bekas aliran air.
5. Minimalkan Perubahan pada Tempat Mendirikan Tenda
Untuk mengatasi erosi, sebagai contoh, pilihlah camp site yang sedikit miring atau condong sehingga air tidak akan menggenang selama hujan. Jika kita memberikan campsite dari daun, batu dan ranting serta dahan pohon, kembalilah lagi seperti semula sebelum kita pergi, dikarenakan semua itu bisa mengurangi pengaruh tetesan hujan dan aliran air pada permukaan tanah.
Hammock merupakan pilihan yang populer sebagai tempat tidur di hutan hujan tropis dan bisa dikaitkan di antara dua pohon di bawah rain fly. Jaring nyamuk biasanya juga ditambahkan di sekeliling tepi hammock. Sistem tidur seperti ini sangat berguna saat susah mendapatkan permukaan yang baik dan keras untuk mendirikan tenda. Hammock hendaknya hanya digunakan pada pohon yang tidak berlumut, berbunga dan tumbuhan sensitif lain yang tumbuh di sekitar batang atau dahan pohon.
Baca Juga: Cara Merencanakan Perjalanan Pendakian Gunung dengan Baik
Gunakan strap yang lebar untuk melindungi batang dan dahan pohon. Jangan pernah menggunakan paku sebagai pengaman. Pada perjalanan pendakian dan berkemah, kita mungkin akan mengotori lokasi tempat mendirikan tenda. Jika kita pergi meninggalkan tenda untuk sesaat, simpanlah makanan dalam keadaan terbungkus rapi, jauh dari jangkauan hewan liar. Amankan peralatan sehingga tidak akan tertiup angin.
Jika kita meninggalkan lokasi tenda, bersihkanlah seperti sediakala. Hal ini mungkin juga akan mengunggah keinginan yang sama pada pengunjung lain untuk membersihakn bekas camp sitesnya saat akan meninggalkannya. Jangan berisik. Radio portabel, tape player dan handphone membawa hubungan langsung dari dunia luar. Banyak pengunjung lain yang akan merasa terganggu oleh suara-suara ini.
Suara dan musik yang keras bisa juga mengganggu ketenagan kehidupan hewan liar. Jika kita memilih menggunakan benda-benda di atas, lakukanlah dengan pelan-pelan. Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Survival Kit yang Harus Dimiliki oleh Pendaki Gunung. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
Dengan melaksanakan kegiatan di atas batu atau permukaan yang keras, kita akan lebih menikmati hutan hujan tropis di pegunungan tanpa harus merusak tanaman dan menyebabkan erosi. Berikut ini adalah beberapa tips berkemah di hutan hujan tropis di antaranya:
1. Penggunaan Terkonsentrasi di Daerah Populer
Area rekreasi dengan jalan setapak, shelter, papan penunjuk jalan, dan WC umum yang sudah tersedia biasanya lebih populer daripada area yang tidak mempunyai fasilitas tersebut. Oleh karena tingkat penggunaan yang tinggi pada area tersebut telah menimbulkan dampak yang disebabkan oleh kegiatan manusia, penggunaan yang berkelanjutan akan sedikit menambah dampak tersebut. Maka gunakanlah segala bentuk fasilitas yang telah disediakan untuk mengurangi dampak kegiatan kita dan juga sebagai upaya perlindungan terhadap kondisi alam di sekitar.
2. Tetap pada Jalur
Parkir, berjalan atau berkemah di luar dari tempat yang ditentukan, akan mengganggu lahan, vegetasi dan kehidupan liar. Bagaimanapun juga, lewatilah daerah genangan dan bebatuan serta berlumpur untuk menghindari jalan setapak agar tidak melebar atau membentuk jalan setapak yang baru. Berjalan dengan memotong jalan, terutama sekali sewaktu dalam perjalanan pulang, akan membuat jalan baru yang membingungkan pengguna lain dan juga kerusakan bahkan erosi.
Saat mengemudikan mobil di areal jalan tak beraspal, sempit dan berlumpur, usahakan untuk tetap pada bahu jalan yang keras. Hindari bagian gembur yang mungkin akan membekas setelah dilewati. Usahakan untuk tidak merusak tumbuhan di sekitar pinggiran jalan. Bergeraklah lebih pelan dari pergerakan normal sehingga kita bisa lebih hati-hati dan juga bisa mengamati kehidupan liar.
Saat mendaki gunung, pertimbangkanlah untuk menepi sebagai bentuk kesadaran dan tenggang rasa pada pendaki lain yang berpapasan. Usahakan pula untuk tidak merusak tumbuhan saat menepi dari jalan setapak. Carilah tempat yang kerasa seperti batu atau permukaan tanah untuk menepi. Jika ini tidak memungkinkan, berhentilah di tempat yang agak lebar sehingga memberikan cukup tempat bagi pendaki lain untuk lewat.
Saat berkemah, berhentilah sedini mungkin sehingga kita mempunyai waktu untuk memilih tempat yang aman, dan cukup kompak untuk mendirikan tenda sebelum malam menjelang. Sampai di lokasi pendirian tenda dengan lebih cepat juga akan membantu kita untuk memilih tempat lain jika tempat favorit kita sudah ditempati oleh pendaki yang lain.
Baca Juga: Cara Membuat Bivak Alami dan Buatan
3. Pilih Tempat yang Cukup Lebar untuk Menampung Grup
Hindari untuk melebarkan dan membersihkan area atau membuat tempat baru. Shelter, dapur, dan tempat lalu-lalang harus tetap berada pada area yang telah disediakan atau di tempat lain yang mempunyai permukaan tanah. Sama halnya dengan tempat berkemah resmi. Kembalikanlah tempat berkemah kita tersebut seperti sediakala seolah-olah tempat tersebut tidak pernah dipakai untuk berkemah. Kalau bisa, lebih natural dari saat kita temukan.
4. Dirikan Tenda Jauh dari Aliran Sungai
Lindungilah danau dan sumber air lainnya sebisa mungkin dari pencemaran dan juga untuk memberikan kesempatan pada kehidupan liar yang datang untuk minum. Patokan yang baik adalah sekurang-kurangnya kita memberikan tenda 60 meter dari sumber air. Normalnya dengan langkah orang dewasa jarak ini kira-kira 70-80 langkah. Jika permukaan tanah atau vegetasi tidak memungkinkan untuk melakukan ini, pilihlah tempat yang menimal agak berjarak dari sumber air.
Waspadalah dengan tempat yang tingkat airnya berubah tiba-tiba atau banjir. Tempat berkemah harus bebas dari tanda-tanda bekas aliran air.
5. Minimalkan Perubahan pada Tempat Mendirikan Tenda
Untuk mengatasi erosi, sebagai contoh, pilihlah camp site yang sedikit miring atau condong sehingga air tidak akan menggenang selama hujan. Jika kita memberikan campsite dari daun, batu dan ranting serta dahan pohon, kembalilah lagi seperti semula sebelum kita pergi, dikarenakan semua itu bisa mengurangi pengaruh tetesan hujan dan aliran air pada permukaan tanah.
Hammock merupakan pilihan yang populer sebagai tempat tidur di hutan hujan tropis dan bisa dikaitkan di antara dua pohon di bawah rain fly. Jaring nyamuk biasanya juga ditambahkan di sekeliling tepi hammock. Sistem tidur seperti ini sangat berguna saat susah mendapatkan permukaan yang baik dan keras untuk mendirikan tenda. Hammock hendaknya hanya digunakan pada pohon yang tidak berlumut, berbunga dan tumbuhan sensitif lain yang tumbuh di sekitar batang atau dahan pohon.
Baca Juga: Cara Merencanakan Perjalanan Pendakian Gunung dengan Baik
Gunakan strap yang lebar untuk melindungi batang dan dahan pohon. Jangan pernah menggunakan paku sebagai pengaman. Pada perjalanan pendakian dan berkemah, kita mungkin akan mengotori lokasi tempat mendirikan tenda. Jika kita pergi meninggalkan tenda untuk sesaat, simpanlah makanan dalam keadaan terbungkus rapi, jauh dari jangkauan hewan liar. Amankan peralatan sehingga tidak akan tertiup angin.
Jika kita meninggalkan lokasi tenda, bersihkanlah seperti sediakala. Hal ini mungkin juga akan mengunggah keinginan yang sama pada pengunjung lain untuk membersihakn bekas camp sitesnya saat akan meninggalkannya. Jangan berisik. Radio portabel, tape player dan handphone membawa hubungan langsung dari dunia luar. Banyak pengunjung lain yang akan merasa terganggu oleh suara-suara ini.
Suara dan musik yang keras bisa juga mengganggu ketenagan kehidupan hewan liar. Jika kita memilih menggunakan benda-benda di atas, lakukanlah dengan pelan-pelan. Mungkin cukup sekian pembahasan kali ini, silahkan baca juga: Survival Kit yang Harus Dimiliki oleh Pendaki Gunung. Terima kasih banyak dan semoga bermanfaat.
#SalamLestari
0 Response to "Tips Berkemah di Hutan Hujan Tropis"
Posting Komentar