Napak Tilas Perjalanan Prabu Angling Dharma Raja Malawapati di Kabupaten Bojonegoro
Petilasan Prabu Angling Dharma di Desa Wotangare, Kecamatan Kalitidu Bojonegoro, Minggu (02/09/2018). |
fikriamiruddin.com - Harus diakui bawasannya objek wisata sejarah dan situs budaya kurang diminati masyarakat dibandingkan dengan wisata alam. Padahal sejarah dan peradaban masa lalu itu sangat penting untuk dipelajari dan dijadikan pedoman untuk hidup di masa sekarang. Kurangnya perhatian dari pemerintah maupun masyarakat membuat sejarah dan cerita dari leluhur tenggelam dan dilupakan begitu saja. Kemudian hal inilah yang menjadi alarm yang membuka ingatan saya untuk dapat mengangkat situs budaya dan sejarah yang ada di masa lalu untuk dapat diambil pelajaran dan hikmahnya. Salah satu tokoh dari peradaban masa lalu yang menurut saya layak untuk diangkat dan dijadikan teladan adalah sosok Prabu Angling Dharma seorang raja dari kerajaan malawapati.
Petilasan Angling Dharma yang dibungkus kain putih |
Untuk menapaki jejak perjalanan Prabu Angling Dharma Raja Malawapati tersebut, di Kabupaten Bojonegoro tepatnya berada di wilayah Desa Wotangare Kecamatan Kalitidu terdapat sebuah Petilasan yang dipercaya sebagai peninggalan dari Prabu Angling Dharma Raja Malawapati. Petilasan ini berada di tengah persawahan tetapi akses menuju petilasan ini sudah di renovasi sehingga aksesnya sudah cukup mudah dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat. Karena ketertarikan saya pada sejarah dan budaya yang merupakan peninggalan dari peradaban masa lalu dan karena kurangnya minat masyarakat untuk mengunjungi objek wisata sejarah maka saya berusaha mengenalkan objek wisata sejarah dan budaya ini kepada masyarakat dengan keterbatasan, sebisa, dan semampu saya.
Potongan dan Bekas Batu Bata Jejak Prabu Angling Dharma |
Bangunan pendopo petilasan terbilang masih cukup baru dikarenakan hasil renovasi dari bangunan sebelumnya. Renovasi ini merupakan bentuk apresiasi atau sebuah perhatian khusus terhadap situs-situs budaya dan sejarah dari pemerintah setempat. Karena pentingnya sebuah sejarah dan cerita pada masa lalu yang bukan hanya sebatas dongeng semata, tetapi situs-situs budaya dan sejarah mengandung banyak pelajaran, hikmah, yang sangat berharga bagi suatu bangsa dan anak cucunya kelak. Seperti Prabu Angling Dharma sendiri diceritakan merupakan sosok raja yang bijaksana, adil, dan sangat mengayomi rakyatnya. Di tengah-tengah pendopo terdapat tempat inti dari petilasan yang ditutup oleh kain putih untuk menandakan kesakralan ataupun kesucian petilasan tersebut. Karena dalam tradisi masyarakat khususnya Jawa selalu menyematkan kain berwarna putih untuk benda maupun tempat-tempat yang disakralkan. Pada bagian inti dari petilasan ini berbentuk berupa potongan-potongan batu dari bekas atau sisa bangunan kerajaan pada masa lalu. Berbeda halnya dengan ciri kebanyakan petilasan yang berupa candi, bekas telapak tangan atau kaki, maupun sebuah prasasti. Area lingkungan petilasan ini dipercaya masyarakat bahwa pada zaman dahulu merupakan tempat dimana kerajaan malawapati berdiri.
Bekas Batu Bata yang dipercaya Peninggalan Sisa Bangunan Kerajaan Malawapati |
Di lingkungan petilasan sendiri terdapat banyak sekali batu bata yang konon merupakan batu bata bekas kerajaan. Sebagian besar batu bata terpendam di tanah, akan tetapi untuk kelestarian dan agar situs tetap terjaga masyarakat setempat memberikan pagar mengitari tempat batu bata berada. Dan di samping pendopo terdapat sebuah makam yang dipercaya sebagai prajurit kerajaan malawapati pada saat itu. Asal muasal keberadaan makam tersebut adalah ketika adanya pembangunan dan penggalian tanah untuk pembuatan toilet ditemukan tulang beserta rangka manusia yang dipercaya sebagai prajurit kerajaan malawapati pada zaman Prabu Angling Dharma. Selanjutnya rangka beserta tulang belulang tersebut dijadikan satu lalu dimakamkan di samping pendopo. Dan pada batu nisannya tertulis mandara prajurit naga.
Makam yang Dipercaya Sebagai Mandara Prajurit Naga Kerajaan Malawapati |
Sayangnya objek wisata sejarah masih kurang diminati oleh sebagian besar kalangan sehingga fasilitas dan sarana-prasarana pendukung juga sulit untuk dikembangkan. Terlepas dari itu semua berangkat dari keterbatasan situs budaya dan sejarah harus tetap terus ada dan dilestarikan.
Terima kasih banyak semoga bermanfaat. Untuk menonton versi gambar bergerak (video) silahkan kunjungi atau ketuk link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=zGYRr96mcb8
Terima kasih banyak semoga bermanfaat. Untuk menonton versi gambar bergerak (video) silahkan kunjungi atau ketuk link berikut ini https://www.youtube.com/watch?v=zGYRr96mcb8
0 Response to "Napak Tilas Perjalanan Prabu Angling Dharma Raja Malawapati di Kabupaten Bojonegoro"
Posting Komentar