Penyalahgunaan Islam Sebagai Tujuan Politik
fikriamiruddin.com - Trauma akibat pengalaman sejarah dimasa lalu ternyata masih menyelimuti umat Islam diberbagai kawasan, bahkan setelah mereka mencapai kemerdekaan sebagai akibat mereka sering mengunakan agama Islam sebagai tujuan politik dan ideologi terutama dalam menolak dan mengembangkan sikap ekslusif mereka terhadap dunia barat. Selain itu kaum Muslimin juga masih banyak mengunakan Islam sebagai kekuatan mitologis sosial dan historis untuk mencapai tujuan politik tertentu. Mereka belum merasa perlu untuk memikirkan dan menjadikan Islam sebagai agama yang mampu menghadapi tantangan yang lahir dari masyarakat muslim sendiri.
Islam sebagai agama membawa misi pembebasan ketertindasan dan ketidakadilan namun dalam perjalanan sejarahnya misi Islam tersebut tidak selalu tampak ditingkat realitas. Realitas masyarakat muslim masih diliputi kebodohan, kemiskinan, ketidakadilan dan lain-lain. Karena pemahaman masyarakat muslim terhadap Islam masih hanya berada pada tataran simbolik dan formalistik, mereka hanya berbondong-bondong menjalankan ritual keagamaan yang di monopoli dengan kepentingan politik dan pada sejauh mana ajaran tersebut diformalkan sehinga Islam semakin menjauh dari masyarakatnya.
Islam yang seharusnya sebagai alat justru malah semakin jauh dari realitas sosial Islam dan teksnya hanya duduk di menara gedung, prinsip-prinsip kemanusiaan terlupakan dan tidak mendapat perhatiaan sama sekali. Islam hanya berputar diranah teologis oleh karena itu tugas umat Islam adalah untuk mengembalikan fungsi dasar dan tujuan diturunkanya Islam ditengah kehidupan manusia, membumikan agama dan mengkomunikasikanya dengan realitas empirik serta memposisikan Islam agar mampu berdialog dan berdialektika dengan manusia dengan kondisi rillnya bukan dimonopoli dengan tujuan tertentu demi mencapai kekuasaan.
Mohammed Arkoun menyatakan bahwa Islam akan mencapai kejayaan jika umat Islam mau membuka diri terhadap pluralisme pemikiran dan pluralisme bisa dicapai bila pemahaman agama dilandasi paham kemanusiaan, sehingga umat Islam bisa bergaul dengan siapapun. Arkoun mengungkapkan, humanisme Timur Tengah muncul pada abad ke-10, di Irak dan Iran yang didasarkan pada pendekatan humanis terhadap manusia. Para ahli teologi, hukum, ilmuwan, dan ahli-ahli filsafat berkumpul dalam satu majelis dengan saling berhadapan untuk berbicara dan bertukar pikiran. Namun memasuki abad ke-13, umat Islam mulai melupakan filsafat dan debat teologi. Pluralisme inilah ynag hilang dalam Islam, sehingga Islam harus berusaha memunculkan kembali dan mempertahankan kebebasan bagi setiap muslim untuk berpartisipasi dalam ijtihad. Pemahaman ini penting untuk membangun demokrasi di negara-negara Islam dan untuk memulihkan kembali kebebasan berpikir dalam Islam.
Model Islam kontemporer harus dijadikan sebagai simbol yang hidup dari kebangkitan Islam dan kekuasaan yang mampu mengerakan pemeluknya. Dalam menanggapi Islam dijadikan tujuan politik tertentu tugas umat Islam adalah untuk mengembalikan fungsi dasar dan tujuan diturunkanya Islam ditengah kehidupan manusia, membumikan agama dan mengkomunikasikanya dengan realitas empirik serta memposisikan Islam agar mampu berdialog dan berdialektika dengan manusia dengan kondisi rillnya bukan dimonopoli dengan tujuan tertentu demi mencapai kekuasaan.
Dalam menghadapi tantangan moderenitas umat Islam harus mampu menggabungkan sikap yang berorientasi ke masa lalu dengan sikap yang beorientasi keperadaban modern yang bersifat materil, permasalahan modernitas ini tentunya juga menyangkut masalah politik, sosial, ekonomi, dan budaya. Kekuatan dari angan-angan agama umat Islam lebih banyak digunakan untuk memobilisasi atau membentuk suatu identitas baru secara ideologis memang semakin kokoh namun dalam segi intelektualitas semakin merosot.
Daftar Bacaan :
Baedhowi. “Antropologi Al Quran” Muhammad Arkoun dan Permasalahan Umat Islam, Yogyakarta : LKIS, 2009.
Arkoun, Muhammad. “Pengantar” Dalam Nalar Islam dan Nalar Modern berbagai tantangan dan jalan baru. Jakarta : INIS, 1994.
Arkoun, Muhammad. “Islam Kontemporer Menuju Dialog Antar Agama”. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2001.
0 Response to "Penyalahgunaan Islam Sebagai Tujuan Politik"
Posting Komentar