Maritim Indonesia Sebuah Kearifan Lokal
fikriamiruddin.com - Kita ketahui bersama bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah Negara maritim dengan berbagai fakta-fakta tak terbantahkan tentang eksistensinya. Diantaranya luas wilayah laut di Indonesia mencapai 3,2 juta meter persegi, sedangkan luas daratan hanya mencapai 1,9 juta meter persegi. Diantara perairan atau lautan yang luas itu, 17.000 pulau yang tanahnya subur dan kaya hasil alam berserakan. Garis panjang pantai Indonesia 95.000 kilometer, negara kedua dengan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Tidak itu saja, Indonesia atau sebut saja Nusantara adalah Negeri yang memiliki sejumlah kawasan laut utama diantaranya Laut Jawa, Laut Banda, Laut Aru, Laut Flores, dll. Kebudayaan ditentukan oleh ruang, maka budaya Nusantara didominasi oleh laut, secara langsung atau tidak, adalah budaya bahari. Unsur-unsur dan aspek-aspek budayanya semua berhubungan dengan dunia bahari. Sehingga laut yang membentang luas di Nusantara ini telah meninggalkan warisan budaya maritim. Budaya maritim masa lampau membekas kuat sampai saat ini.
Warisan Budaya Maritim atau kearifan lokal Nusantara tersebut terdiri dari warisan budaya bendawi atau hal-hal yang dapat disentuh dan dipakai. Dan warisan budaya tak benda atau segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan serta alat-alat, benda (alamiah), artefak, dan ruang-ruang budaya terkait dengannya yang diakui oleh berbagai komunitas, kelompok, sebagai bagian warisan budaya mereka. Sebagai wujud dari warisan budaya tak benda adalah tradisi, ekspresi lisan termasuk Bahasa, seni pertunjukan, adat istiadat, perayaan-perayaan, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta serta kemahiran kerajinan tradisional. Karifan lokal tersebut diwariskan dari generasi ke generasi, senantiasa diciptakan kembali sebagai tanggapan terhadap lingkungannya, interaksinya dengan alam, serta sejarahnya. Memberikan rasa jati diri dan keberlanjutan untuk memajukan penghormatan keanekaragaman budaya dan daya cipta insani.
Aspek-aspek maritim terdiri dari Perkapalan, Pelayaran, Perdagangan, Perompakan, Pengetahuan Bahari, Tradisi Bahari, Perikanan. Yang memiliki sejarah panjang sejak prasejarah dan bukti-bukti yang banyak ditemukan atau dipraktikkan hampir di seluruh pelosok Nusantara. Kini kita harus tetap menjadi poros maritim dengan semangat mengembalikan aspek-aspek maritim, aspek-aspek maritim harus kuat dan dominan, sehingga budaya maritim akan tampil dan kuat. “Manusia-manusia yang hidup berkembang dalam dimensi spasial perairan secara alami akan menjadi kelompok masyarakat hibrid, yang berpikiran terbuka, adoptif, sekaligus adaptif. Tatanan sosial, ekonomi, dan politik sebagai produk budaya maritim tentunya akan memiliki kekhasan tersendiri dan berbeda dengan produk budaya yang lahir di atas konteks alam yang lain.”(Radhar Dahana,2011).
Secara ekonomi, budaya maritim sangat mengedepankan asas kekeluargaan dalam aktivitas perekonomian mereka. Secara politik, masyarakat maritim mempercayakan kepemimpinan pada orang-orang yang benar-benar kompeten dan memiliki kepedulian kepada survival dan kesejahteraan mereka. Bukan kepada orang-orang yang hanya pintar bersolek menjadi pesohor atau memiliki tumpukan kapital. Sejarah mencatat Indonesia sudah dikenal dunia sebagai bangsa maritim yang memiliki peradaban maju. Bahkan, negeri ini pernah mengalami masa keemasan sejak awal masehi. Menggunakan kapal bercadik, mereka berlayar mengelilingi dunia dan menjadi bangsa yang disegani. Sudah saatnya kita menelusuri kembali jejak-jejak sejarah dan kearifan budaya maritim kita, bukan sekedar menjadi bahan romantisme kita pada masa lalu. Namun sebagai ikhtiar kita menemukan dasar yang lebih kokoh untuk membangun tatanan sosial, ekonomi, dan politik Indonesia modern yang sesuai dengan budaya kita sebagai bangsa maritim.
Mantap djiwa!
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung dan membaca, salam!
Hapus