Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Gambar : bp.blogspot.com |
fikriamiruddin.com - Kebutuhan manusia terhadap agama, dalam arti keperluan akan adanya Tuhan dan peraturan-peraturan yang berasal dari-Nya, mampu dilihat dari dua sifat dasar yang dimiliki manusia dari sudut psikologi dan aspek sosiologinya.
Kenyataannya di abad modern ini yang serba canggih hanya dapat memecahkan soal-soal hidup yang bersifat material, tetapi juga membutuhkan hal-hal spritual. Juga sebagai makhluk sosial di mana seseorang individu tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya sendiri tanpa bantuan orang lain. Hidup mesti dijalani bersama orang lain yang masing-masing berperanan serta dalam semua tugas atau gotong-royong dan kreativitas, meskipun ada pembagian kerja di antaranya tanpa ada unsur keserakahan sedikitpun. Agama terbukti bukan hanya mengatur persoalan ibadah khusus seperti sholat, haji, puasa dan zakat tetapi juga persoalan ibadah umum seperti teknologi, hubungan sosial, politik, ekonomi, budaya/seni, undang-undang/pengadilan/jinayah, pendidikan/teknologi, kekeluargaan, pemerintahan/politik sebagaimana yang dimainkan oleh pihak kerajaan serta pertumbuhan badan-badan milik negara, lembaga kemasyarakatan dan golongan swasta bagaikan satu tubuh dalam bermasyarakat dan bernegara yang saling berhubungan satu sama lainnya.
Dari uraian di atas jelas terlihat bahwa ditinjau dari aspek sosiologi, manusia sebagai makhluk sosial mutlak memerlukan agama. Kehidupan sosial yang tidak di atur oleh agama, akan melahirkan kekacauan, keburukan akhlaq dan menjerat manusia kepada kehidupan seperti binatang yang tidak mengenal nilai-nilai moral, hilang kesopanan dan tiada budi pekerti yang luhur sehingga mampu menyumbang budaya buruk, buang bayi, syirik/murtad/khurafat, penjinayah, perampok, hedonisme, minum arak/dadah/judi, zina dan lain-lain keruntuhan moralnya di dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
0 Response to "Kebutuhan Manusia Terhadap Agama"
Posting Komentar